Mengapa Singa Jantan Punya Surai? Inilah Penjelasannya yang Menakjubkan!

Hewan Memiliki ciri khas tersendiri yang memudahkan pengenalan mereka. Misalnya, titik-titik pada badan cevet, jalur-zigzag pada tubuh zebra, atau mane-ekor lebat pada singa maskulin.

Pada masa pertumbuhanannya, singa jantan akan berkembang biak dengan manja rambut yang mencolok. Manfaat dari rambut tersebut bisa mencapai panjang hingga 16 sentimeter. Yang unik adalah bahwa cuma singa jantan saja yang mempunyai manja rambut sedangkan singa betina tidak memiliki hal seperti itu.

Tetapi, adakah kau pernah berpikir mengenai hal itu? singa Apakah jantan memiliki manekin? Fungsi apa yang dimainkan oleh manekin tersebut? Bisakah seekor singa betina mempunyai manekin juga? Mari kita bahas hal ini dengan lebih detail.

1. Benarkah untuk perlindungan

Pada zaman dulu, pakar-pakar percaya bahwa bulu tebal pada kepala singa jantan bertujuan melindungi bagian seputar lehernya saat mengejar mangsa atau bermacam pertempuran. Tetapi, dengan berlalunya waktu, peneliti-penemu mulai menyadari kalau bulu tersebut tak memiliki fungsi pelindung seperti yang dipikirkan sebelumnya.

Diterangkan laman The Conversation, Ketika dua singa berkelahi, umumnya mereka jarang serangan pada bagian leher. Malah, mereka lebih memilih menggigit di area punggung sehingga lehernya tak akan terlalu dekat ke gading singa lawan. Maka dari itu, hiasan rambut tebal bukanlah faktor pertahanan dalam hal ini.

Alasan tambahan bahwa mane atau surai tidak dirancang untuk melindungi singa adalah karena singa berburu secara sosial dan umumnya dalam pack atau kelompok. Dalam aktivitas berburu ini, biasanya sang betina yang ikut serta. Oleh karenanya, apabila mane memang dimaksudkan sebagai pelindung, maka mestinya betina pun memiliki Mane tersebut pula. Tetapi itu tidak terjadi demikian.

2. Rambut itu memperlihatkan pada sang betina betapa bugar dan gagahnya seekor singa jantan.

Pada masa kini, para pakar mulai percaya bahwa simpan milik singa jantan mampu menggambarkan kebugaran dan kekuatan suatu individu macho kepada sang betina. Semakin tinggi derajat kesegaran fisik serta stamina dari seekor singa laki-laki, maka ia cenderung memiliki potensi untuk menyediakan genom berkualitas bagi generasi penerusnya.

Suatu studi yang dipublikasikan di jurnal Science Tahun 2002 mengungkapkan bahwa para betina dari jenis singa memiliki ketertarikan khusus pada manekin berbulu hitam pekat, hal ini bisa menjadi indikasi jika si jantan tersebut sehat dan kuat. Di sisi lain, bulu dengan warna pudar dapat mencerminkan kondisi suatu singa yang tengah stres, sakit, ataupun kesulitan memperoleh asupan makanan yang cukup.

3. Kapan surai tumbuh

Pertambahan bulu ekor tergantung pada kadar testosteron. Untuk singa jantan, pertumbuhan bulunya dimulai ketika mereka mencapai tahap awal kematangan seksual dan proses ini akan berlangsung sampai menjadi dewasa sepenuhnya. Di antara singa-singa di Bumi Afrika, biasanya ditemukan bahwa si kecil laki-laki baru mulai tumbuh bulu sekitar usia 18 bulan.

Namun, menurut laman Popular Science Singa jantan dengan kondisi tubuh tidak sehat dan penyakit biasanya memiliki bulu yang lebih tipis dan kurang berkilau. Semakin lebat bulu pada singa jantan, maka akan semakin tinggi pula kadar testosteronnya. Kadar testosteron yang tinggi mengungkapkan kemampuan seekor singa untuk bereproduksi serta mempertahankan diri dalam habitat aslinya.

Dalam kasus singa, testosteron memiliki dampak langsung pada pertumbuhan mananya. Oleh karena itu, apabila seekor jantan diberi kibasir, maka ia tidak lagi dapat memproduksi testosteron dan dengan cepat kehilangan mananya.

4. Apakah sangsinga betina bisa memiliki juba?

Biasanya, cuma singa jantan saja yang punya surai. Akan tetapi, terdapat beberapa kejadian jarang terjadi dimana sangsinga betina juga tumbuh berbulu seperti surai.

Sebagai contoh, pada tahun 2011, seekor betina dari jenis singa tersebut mengalaminya. Kebun Binatang Nasional Afrika Selatan Memilikinya surainya. Di tahun 2018, seekor singa betina yang telah mencapai usia 18 tahun mengalami hal ini. Oklahoma City Zoo juga membiarkan bulu tumbuh dengan lebat.

Pengujian terhadap seekor singa betina di Kebun Binatang Nasional mengungkapkan level testosteron yang sangat tinggi dalam tubuhnya, hal ini diperkirakan berkaitan dengan kondisi pada organ reproduksinya. Baru setelah ia meninggal dunia, disadari bahwa si singa betina itu menderita pertumbuhan tumor non-malignan yang bisa menjadi penyebab kenaikan kadar hormon tersebut.

Pada tahun 2016, African Journal of Ecology Melaporkan lima seekor singa betina liar yang bertanduk indah di Morefi Game Reserve di Botswana. Peneliti mencatat bahwa singa-singa betina ini tampak berbiak, namun tak satupun dari mereka yang mengalami kehamilan. Hal ini memicu dugaan para peneliti bahwa kemungkinan besar singa betina itu kurang subur akibat overdosis hormon testosteron. Anehnya, walaupun steril, singa betina berciri khas ini bisa menjaga kondisi tubuhnya tetap prima dan baik-baik saja.

5. Betina dengan rambut lebat sering memperlihatkan tingkah laku mirip sang singa jantan.

New Scientist Melaporkan adanya singa betina dengan bulu lebat di sekitar kepala yang mulai bertindak mirip jantan. Sebagai contoh, seekora singa betina berbulu tebal bernama SaF05 sempat terlihat mengakhiri hidup dua keturunan kandungannya sendiri. Tindakan merenggut nyawa anak-anak ini jarang dilakukan oleh singa betina namun lebih sering ditemui pada sang jantan.

Di samping itu, SaF05 sering berkokok dan menandai teritorinya layaknya seekor jantan. Meskipun demikian, tingkah lakonya sangatlah mirip dengan jantan secara umum.

Jelaslah, rambut panjang berhubungan dengan maskulinitas. seekor singa Dan dipakai untuk mengundang perhatian betina. Walaupun amat langka, terdapat beberapa kasus di mana betina mulai tumbuh surainya, yang kemudian menyebabkan mereka bertingkah seperti singa jantan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama