BNPB: Cuaca Ekstrem Dorong Terjadinya Bencana di Yogyakarta dan Bogor

Cuaca Ekstrem Dorong Terjadinya Bencana di Yogyakarta dan Bogor

wartamoro.com. - Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kondisi cuaca ekstrem telah menimbulkan beberapa bencana di daerah Yogyakarta serta Bogor, Jawa Barat, sampai minggu ke dua bulan Mei tahun 2025. Situs web resmi BNPB pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2025, mengungkapkan bahwa terdapat serangkaian peristiwa musibah seperti banjir deras bersama dengan tiupan angin kuat yang merusak hunian penduduk maupun infrastruktur publik.

Laporan awal melaporkan tentang peristiwa cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Provinsi Yogyakarta. Curah hujan tinggi bersama dengan tiupan angin kuat dan kilatan petir mengakibatkan sejumlah pohon roboh di berbagai lokasi, seperti dinyatakan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Di wilayah Gunungkidul, yang merupakan bagian dari Yogyakarta, kejadian tersebut tercatat pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2025 sekitar sore waktu setempat. Pohon-pohon rindang jatuh merata di tiga kawasan permukiman yakni Wonosari, Katongan, serta Bejiharjo. Dampak dari insiden ini adalah sebuah hunian hancur parah sementara 15 tempat tinggal lainnya menderita kerusakan dengan skala sedikit lebih ringan.

"Di samping itu, sebuah warung kecil, satu tempat pemeliharaan hewan, serta satu tembok pencegah longsor juga mengalami kerusakan," jelasnya.

Tim dari BPBD Propinsi Yogyakarta beserta dengan BPBD Kabupaten Gunungkidul sudah melaksanakan penanganan terhadap pohon-pohon yang roboh serta pencatatan kerusakan yang saat ini masih dalam proses.

Pada saat yang sama, di wilayah Kabupaten Bogor, telah terjadinya kondisi iklim ekstrem mulai hari Senin tanggal 5 Mei 2025. Curah hujan tinggi bersama dengan angin kuat menghancurkan atap beberapa hunian masyarakat di tiga dukungan: Bantarsari, Kota Batu, serta Lemah Duhur.

"Dari 10 kepala keluarga yang terpengaruh, sebagian rumah mereka masih mengharapkan dukungan berupa tenda plastik dan peralatan darurat," ujarnya.

Pada hari berikutnya, kekuatan angin kembali menerjang keenam desa lainnya di wilayah Bogor: Pasir Jambu, Ciomas Rahayu, Pagelaran, Cibanteng, Sukamantri, serta Purwabakti. Menurut pernyataannya, sebanyak enam rumah terdampak kerusakan parah sementara 15 tempat tinggal lainnya hanya alami kerusakan ringan yang umumnya menyeret bagian atap saja.

Abdul Muhari menyebut bahwa perbaikan telah dikerjakan di sejumlah lokasi, tetapi permintaan untuk terpal masih sangat penting, terlebih lagi di Desa Ciomas Rahayu.

Dia meminta publik agar tetap waspada menyongsong peningkatan ancaman bencana selama transisi musim saat ini. Dia pun merekomendasikan kepada penduduk untuk menebang pepohonan dengan risiko roboh guna mencegah dampak rusaknya properti akibat hembusan angin kuat di kemudian hari.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama