Tips Parenting: Bantu Anak Tetap Tenang dan Tidak Kewalahan Menghadapi Masalah

Tips Parenting: Bantu Anak Tetap Tenang dan Tidak Kewalahan Menghadapi Masalah

wartamoro.com,   Kesopanan dalam menghadapi tantangan tak secara mendadak timbul di masa dewasa. Beberapa orang di antara kita barangkali hanya mulai mempelajari pengendalian diri serta cara berfikir dengan bijaksana sewaktu cobaan terjadi.

Sebetulnya, keterampilan ini dapat diasah sejak dini. Disinilah pendidikan orangtua sangat berperan penting dalam menciptakan mindset pada anak-anak sehingga mereka tidak mudah terkejut atau kebingungan ketika menemui masalah dalam kehidupan.

Berdasarkan laporan dari Geediting, berikut sejumlah saran pengasuhan yang dapat Anda gunakan untuk membantu anak berkembang sebagai individu yang lebih tenang, memiliki pemikiran yang jelas, serta mampu menghadapi kesulitan tanpa mudah khawatir.

1. Meminta Pendapat Anak Mengenai Permasalahan Tersebut

Ketika anak mengalami sebuah kendala, respons awal para orangtua biasanya adalah segera mencoba memecahkan masalah tersebut. Meskipun ini merupakan ungkapan cinta, bila diterapkan tanpa henti dapat membuat si kecil enggan merenungi solusi secara mandiri.

Sesuaikan metode Anda. Alih-alih langsung menawarkan jawaban, minta masukan dari mereka. Sebagai contoh, "Bagaimana pendapat Anda tentang hal-hal yang dapat dijalankan dalam kondisi seperti ini?"

Maka dari itu, si anak mengerti bahwa pandangan mereka dihargai dan mendorong untuk berfikir secara logika sejak usia dini. Hal ini akan membantu anak belajar bagaimana tetap tenang serta mencari penyelesaian masalah daripada sekadar khawatir dan menanti pertolongan.

2. Ajaran Anak-anak Cara Mengurangi Stres dan Tenang Dirinya

Permasalahan seringkali muncul bersamaan dengan bebannya yang berat, termasuk bagi kalangan anak-anak. Mereka dapat merasa marah, kecewa, ataupun bingung. Sebaiknya jangan membatasi ekspresi perasaan tersebut, namun tunjukkan kepada mereka bagaimana caranya mengatur emosi ini.

Sebagai contoh, melalui metode bernapas, jurnalizing, atau cukup memberikan ruang pribadi padanya untuk sesaat sehingga dapat meredakan pikirannya.

Sangat penting bagi anak-anak memahami bahwa memiliki emosi adalah hal biasa, namun bagaimana mereka bereaksi terhadap emosi tersebutlah yang harus dikendalikan. Ketrampilan ini membantu mereka agar tidak langsung meledak ketika menghadapi suatu masalah, tetapi dapat lebih dulu menenangkan diri dan mengelola perasaaannya.

3. Membebaskan Anak dalam Mencari Jawaban Sendiri

Wali kamar biasanya yakin mereka mengetahui solusi paling baik. Namun itu tidak selalu bermakna Anda perlu mengikutinya tanpa pertimbangan.

Malahan sangat vital untuk mengizinkan anak memiliki ruang yang cukup sehingga dapat mencoba menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Anda boleh membimbing serta melakukan diskusi bersama, akan tetapi serahkan keputusan tersebut kepada mereka.

Dengan metode ini, si anak memahami bahwa tiap permasalahan memiliki langkah-langkah penyelesaiannya sendiri. Selain itu, mereka akan merasa lebih yakin pada dirinya serta kurang kebingungan ketika menemui hambatan di masa depan.

4. Ajarilah Mereka untuk Menyendirikan Emosi dari Realita

Ketika sedang cemas, anak-anak kerap kali mengacaukan antara perasaan dan kebenaran. Sebagai contoh, ketika tidak lulus ujian, mereka bisa segera berpikir "saya bodoh" atau "tidak bermanfaat". Disitulah penting bagi Anda untuk mendampingi anak agar paham kalau emosi adalah hal yang terpisah dari realitas faktual.

Pengajarannya adalah agar mereka menyadari bahwa gagal ujian tak berarti mereka bodoh, melainkan bisa jadi ada aspek yang harus disempurnakan. Ketika kita mengenalkan cara pikir demikan kepada anak-anak, maka mereka akan terlatih untuk mengevaluasi persoalan dengan lebih obyektif serta hindarilah terseret ke dalam skenario penuh emosi yang malahan dapat memburukkannya.

5. Membebaskan Mereka dari Kesalahan yang Tak Terelakkan

Anak-anak yang terus-menerus diberi bantuan atau dihalangi untuk tidak membuat kesalahan dapat berkembang menjadi individu yang enggan mengambil risiko. Kesalahan merupakan elemen krusial dalam perjalanan pembelajaran mereka. Oleh karena itu, sebaiknya izinkan anak-anak untuk berusaha, merasakan kegagalan, serta memperoleh pelajaran dari situasi tersebut.

Anda masih dapat memantau, namun hindari secara langsung melindungi mereka dari setiap risiko. Saat mereka sadar bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segala hal, ini membuat mereka menjadi lebih tangguh dan kurang cemas saat harus menavigasi situasi yang tidak sesuai dengan perencanaan semula.

6. Ajaran agar mereka lebih mengutamakan refleksi daripada reaksi

Anak harus dikenalkan agar tidak serta-merta bertindak ketika menemui suatu masalah. Beri tahu mereka untuk menyisih sebentar, mencerminkan tentang kejadian tersebut, lalu baru memilih cara tepat dalam memberikan responnya.

Melalui latihan tersebut, mereka akan berkembang menjadi individu yang damai, bijaksana, dan tidak gegabah dalam pengambilan keputusan demi menghindari tekanan singkat.

Gaya pengasuhan yang ideal dapat memberi persediaan luar biasa bagi anak dalam menyongsong dunia yang dipenuhi hambatan. Hal ini membuat mereka berkembang sebagai individu yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan tenang dan tidak terlalu panik atau bingung.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama