
wartamoro.com, Kaspersky , perusahaan yang menawarkan solusi keamanan digital, mengingatkan para pengguna internet tentang potensi eksploitasi oleh penjahat siber saat ini dalam kondisi pemberlakuan tariff baru. Amerika Serikat Risiko penipuan diklaim bertambah besar pada kondisi ekonomi yang tak menentu.
Ada tiga zona utama yang diyakini memiliki potensi untuk dieksploitasi. Zona pertama adalah kejahatan belanja online. Potensi eksploitasi dalam bidang ini mungkin bertambah seiring dengan penipu menggunakan lonjakan permintaan atas barang-barang yang diprediksi akan mengalami kenaikan harga.
"Penjahat siber dapat mendirikan website tiruan yang terlihat meyakinkan atau mengirimkan email tipuan berkelas yang menawarkan 'potongan harga pra-rute'," ungkap pakar keamanan dari Kaspersky Threat Research Roman Dedenok, seperti dilaporkan pada hari Senin (21/4/2025).
Roman menginformasikan bahwa pelanggan yang terburu-buru dalam upaya mendapat diskon mungkin tanpa disadari memberikan detail keuangannya kepada oknum penipu, hal ini bisa memicu dampak negatif seperti kerugian finansial hingga pencurian identitas.
Kedua, selanjutnya, hambatan dalam rangkaian pasokan bisa mendorong perusahaan dan pembeli untuk cepat menemukan penyedia lain, biasanya tanpa pengecekan yang cukup mendalam. Ini membuka jalan bagi barang tiruan masuk ke pasar.
Keinginan ini baru-baru ini menjadi sorotan setelah ditemukannya versi lanjutan dari Trojan Triada oleh Kaspersky. Trojans tersebut telah tertanam dalam smartphone Android tiruan yang dipasarkan lewat retailer ilegal.
Bekerja di tingkat firmware, malware ini memberikan kontrol lengkap kepada penyerang terhadap perangkat tersebut, membolehkan pencurian aset kripto, penyusupan ke akun media sosial, serta arahan tak sah dari panggilan telepon — menunjukkan ancaman besar yang muncul dari supply chain yang telah diretas.
Ketiga, volatilitas di pasar mempermudah terjadinya penipuan investasi. Di sini, para penjahat bisa berpura-pura menjadi badan finansial resmi, memberikan janji tentang keuntungan besar yang 'dijamin' dengan menggunakan informasi internal, atau mengadakan serangan phising serta membuat situs web tiruan guna mendapatkan data rahasia pengguna.
“Misalnya, unggahan media sosial yang tidak terverifikasi tentang potensi jeda tarif baru-baru ini memicu lonjakan pasar sementara senilai multi-triliun dolar sebelum didebatkan—menunjukkan seberapa cepat informasi yang salah dapat menyebar dan memicu potensi skema pump-and-dump,” kata Roman.
Agar bisa meminimalisir ancaman tersebut, Kaspersky menyebutkan bahwa pelanggan perlu melaksanakan berbagai langkah. Hal-hal itu antara lain adalah memastikan keaslian pedagang sebelum transaksi dan memilih sistem pembayaran yang memberikan jaminan terhadap penipuan.
Bagi para investor, disarankan untuk melaksanakan pemeriksaan mendalam, mempercayai hanya pada sumber informasi yang memiliki reputasi bagus, dan akhirnya: tetap berhati-hati dengan penawaran tak diundang yang memberikan janji laba sangat tinggi.
Posting Komentar