wartamoro.com, Career break Atau istirahat karier merupakan waktu singgah sejenak dari lingkungan profesional. Ini menjadi pilihan yang semakin sering diadopsi oleh karyawan. Terdapat bermacam-macam penyebab orang lebih memilih untuk ambil cuti dari pekerjaan, misalnya untuk merefresh diri, melanjutkan passion, traveling , mengembalikan kesejahteraan psikologis, ataupun mencari kembali tujuan dalam hidup. Alasan apapun itu, istirahat dari pekerjaan adalah suatu pilihan signifikan dengan dampak tersendiri. Salah satu hambatan utama biasanya datang dari pandangan keluarga.
Pengambilan keputusan untuk hiatus dalam karier tentunya tidak dapat dilepaskan dari pandangan keluarga dekat ataupun luas. Tidak jarang, sejumlah komentar yang pahit dan menyakitkan sering kali diucapkan ketika bertemu keluarga. Meski demikian, tetaplah tenang agar komentar tersebut tak membuat Anda merasa tertekan atau semakin hancur. Di bawah ini adalah beberapa langkah tepat guna menemui kritikan dari kerabat soal penghentian sementara pekerjaan dengan lebih bijaksana.
1. Pahami perspektif mereka

Sebelum langsung mengira dirinya diserang, cobalah hembuskan nafas panjang dan pertimbangkan dahulu perspektifnya. Orang tua serta anggota keluarga yang lebih luas berasal dari zaman di mana ketekunan dalam bekerja dan kestabilan ekonomi menjadi standar kesuksesan. Untuk generasi tersebut, istirahat sementara dari pekerjaan mungkin tampak sebagai mundurnya posisi.
Untuk sebagian orang, resign tanpa ada alasan penting tertentu, misalnya melanjutkan studi atau merawat anak, mungkin terlihat ceroboh. Namun, menurut pendapatmu, istirahat dari pekerjaan dapat menjadi keputusan yang sangat bijaksana demi menjaga kesehatan mental. burn out recovery , atau refleksi kehidupan. Dengan memahami asal-usul cara berpikir mereka, Anda dapat merespons atau mengomentari kritikan dengan tenang tanpa menjadi defensif.
2. Sampaikan dengan jelas maksud Anda tentang istirahat dari pekerjaan tersebut.

Untuk para orang tua dari generasi sebelumnya, istirahat dalam karier dipandang sebagai pilihan signifikan yang dapat mengejutkan mereka. Tidak mengherankan bila mereka akan secara kontinu memberimu saran-sarannya, yang bisa saja membuatmu merasa lelah. Agar keluargamu tidak lagi berkomentar negatif, cobalah untuk lebih terbuka dan jelaskan alasan dibalik pengambilan keputusan ini kepada mereka.
Kamu bisa bilang:
- Saat ini saya ingin lebih mengutamakan kesehatan. Saya menyadari bahwa lingkungan pekerjaan sebelumnya cukup beracun hingga membuat saya sering kali mengalami serangan panic. . "
- Saya ingin mencoba pindah ke karir yang berbeda karena pekerjaan sebelumnya membuat perkembangan karier saya terhambat meskipun sudah bekerja cukup lama.
- “Aku pengen ngembangin skill yang sebelumnya tidak pernah kesempatan saya untuk mempelajarinya karena pekerjaannya sangat menyita waktu."
Jadi, orang tua tidak akan mengira Anda malas atau mencoba menghindar dari masalah. Komunikasi yang transparan menunjukkan bahwa istirahat ini adalah bagian dari suatu rencana agar Anda dapat memiliki karier yang lebih sukses di masa depan. Dari sini ke depan, paling tidak mereka tidak akan sering bertanya tentang hal tersebut.
3. Tetap produktif

Meski gak sedang bekerja Di tempat kerja, Anda masih perlu membuktikan bahwa setiap detik waktu Anda dimanfaatkan secara efisien. Hal ini mencegah kesan tidak bekerja dan hanya berdiam diri. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk tetap fokus pada pekerjaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
- ikut kursus daring;
- bangun bisnis kecil-kecilan;
- aktif membantu pekerjaan rumah;
- berpartisipasi dalam komunitas yang bernilai positif;
- menjadi volunteer ;
- belajar skill baru, seperti desain, coding, atau digital marketing .
Maka itu, keluargamu tidak akan menganggapmu sedang menyia-nyiakan waktu. Ketika mereka melihat kamu masih produktif dan bertumbuh, persepsi mereka tentang istirahat dari karier dapat berganti seiring waktu.
4. Tentukan pembatasan dan kendalikan penggunaan tenagamu

Mempertahankan relasi positif bersama keluarga sangat diperlukan, tetapi tidak boleh hingga membuatmu melupakan kesejahteraan diri sendiri. Jangan lupa bahwa engkau tak harus menceritakan setiap hal kepada seluruh insan. Apabila terdapat individu dalam famili yang berkelanjutan bertanya tentang pilihanmu menggunakan nada pesimis, maka patut bagi kita untuk mendefinisikan batasan.
Kamu bisa berkata, seperti:
- Saya mengerti Anda cemas, namun saya lebih tahu tentang hal yang sedang saya kerjakan.
- Jika kau tetap bertanya tentang hal itu, aku akan semakin stress.
- Terima kasih untuk sarannya, namun saya telah memikirkannya dengan sungguh-sungguh.
Anda memiliki hak untuk memelihara energi dan kesejahteraan mental Anda. Tidak perlu selalu membuat setiap orang senang, apalagi jika hal tersebut menimbulkan kerugian pada diri Anda sendiri. Bila diperlukan, jauhi individu yang secara kontinu bersikap sindiran atau negatif.
5. Berikan pengingat pada dirimu sendiri bahwa istirahat dalam karier tidak berarti gagal.

Terkadang, kritikan berkelanjutan dari orang lain bisa membuat Anda sedikit goyah dan bertanya-tanya apakah pengambilan keputusan untuk menghentikan karier sementara adalah hal yang benar. Meski demikian, sangatlah vital bagi Anda untuk tetap percaya diri dengan keputusan tersebut. Menghentikan sejenak aktivitas pekerjaan tidak berarti bahwa Anda telah menyerah, melainkan merupakan langkah berani dalam melakukan evaluasi serta perencanaan ulang masa depan.
Sebenarnya, banyak individu yang berhasil malah menemukan jalur kehidupan idealnya ketika beristirahat sejenak dari karier profesional. Maka dari itu, alih-alih memusingkan kritikan pedas tersebut, lebih bijaksana untuk mengarahkan perhatian Anda pada tahap penyembuhan, pertumbuhan personal, serta mencari tujuan baru yang cocok bagi Anda. Toh, hanya Anda saja yang benar-benar paham tentang seluruh aspek di dalam hidup Anda.
Kritik Keputusan keluarga untuk mengambil waktu istirahat dari karier tentunya dapat menimbulkan tekanan. Akan tetapi, dengan percakapan yang transparan, sikap saling menerima, serta pembatasan yang baik, Anda akan dapat melewati periode ini tanpa merasa bersalah maupun tertindas. Penting diingat bahwa pekerjaan tidak selalu tentang perlombaan mencari tahu siapa yang maju lebih dulu. Terkadang, hanya dengan beristirahat sejenak saja, kita sudah bisa mendapatkan pandangan yang lebih jernih tentang tujuan hidup apa yang hendak dicapai.
Posting Komentar