Wall Street Jatuh, Ketakutan Naik Terkait Utang Pemerintah AS

Wall Street Jatuh, Ketakutan Naik Terkait Utang Pemerintah AS

wartamoro.com. Bursa efek di Amerika Serikat, Wall Street, merosot signifikan ketika penutupan perdagangan hari Rabu (21/5) bersamaan dengan kenaikan yield obligasi pemerintah AS.

Itu disebabkan oleh ketakutan bahwa hutang pemerintahan Amerika Serikat bisa naik triliunan dolar jika Kongres menyetujui RUU reformasi pajak yang diajukan Presiden Donald Trump.

Di sesi perdagangan hari Rabu, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok sebanyak 816,80 poin atau 1,91%, berakhir di level 41.860,44. Sedangkan indeks S&P 500 merosot 95,85 poin atau 1,61% hingga mencapai angka 5.844,61. Di samping itu, Nasdaq Composite juga mengalami penurunan dengan jumlah 270,07 poin atau 1,41% dan ditutup pada posisi 18.872,64.

Di samping itu, ketiga indikator pasar utama di Wall Street melaporkan kerugian intraday terbesarnya dalam satu bulan terakhir. Saham-saham yang memiliki modal pasaran kecil pula turut merosot secara signifikan, dengan indeks Russell 2000 menunjukkan penurunan intraday tertinggi sejak tanggal 10 April.

Lonjakan dalam tingkat pengembalian obligasi dengan tenor panjang tercatat usai Treasury Department Amerika Serikat mengeluarkan surat utang berdurasi 20 tahun sebesar US$ 16 miliar, akan tetapi antusiasme para pemodal terhadap instrumen keuangan itu dianggap kurang memadai.

Yield obligasi patokan jangka waktu 10 tahun meningkat 10,8 basis poin menjadi 4,589%, mencapai titik tertingginya sejak akhir bulan Februari.

Pada saat yang sama, suatu komite Kongres menyelenggarakan persidangan istimewa di mana wakil-wakil partai Republik di DPR mencoba menyelesaikan perbedaan pendapat mereka tentang proposal pengurangan dana, termasuk dalam hal biaya kesehatan Medicaid.

Analisis dari pihak ketiga mengestimasi bahwa rancangan undang-undang partai Republik bisa menambah hutang pemerintah federal antara US$ 3 triliun sampai dengan US$ 5 triliun, sementara totalnya kini sudah menyentuh angka US$ 36,2 triliun.

"Terdapat beberapa berita penting yang semua memiliki dampak bila memang terwujud," ungkap Michael Farr, Chief Executive Officer dari perusahaan konsultan investasi Farr, Miller & Washington di Washington.

"Banyak di antara hal-hal tersebut adalah ancaman yang redup dengan cepat dan pasar berusaha menentukan mana yang signifikan atau mana yang substansial atau apakah itu hanya gertakan negosiasi untuk kepentingan pemerintah," katanya.

Dari 11 sektor di Indeks S&P 500, 10 sektor menunjukkan penurunan dengan sektor properti sebagai pemuncaknya, disusul oleh bidang kesehatan, finansial, energi, produk konsumen non-esensial, serta teknologi. Hanya satu sektor saja yang naik yaitu jasa telekomunikasi.

Saham Alphabet, yang merupakan perusahaan utama di balik Google, mengalami kenaikan sebesar 2,7%. Di sisi lain, Nvidia terdepresiasi 1,9%, Apple jatuh 2,3%, sedangkan Tesla menurun 2,7%.

Saham UnitedHealth Group menurun sekitar 6% setelah The Guardian melaporkan bahwa perusahaan itu tanpa diketahui secara terbuka sedang memberikan insentif berupa bonus bernilai ribuan dolar guna mencegah pasiennya dipindahkan ke panti jompo.

HSBC mengurangi peringkat saham UnitedHealth dari hold menjadi reduce.

Harga saham Wolfspeed merosot sekitar 60% setelah beredar informasi bahwa perusahaan semikonduktornya itu akan segera mengajukan kebankrutannya dalam beberapa pekan ke depan.

Walau begitu, S&P 500 sudah meningkat lebih dari 17% sejak titik terendahnya di bulan April, ketika keputusan tariff saling serangan yang dikeluarkan Trump membuat goncangan di pasar global.

Morgan Stanley meningkatkan penilaian saham A.S. hingga "lebih berat", karena mengklaim bahwa perekonomian dunia terus tumbuh walaupun secara bertahap, sementara menghadapi keraguan tentang kebijakan yang ada.

Pada Bursa Efek New York (NYSE), saham-saham menurun lebih banyak daripada yang meningkat dengan perbandingan sebesar 5,82 hingga 1. Ada 188 saham yang mencapai harga tertinggi baru sementara 104 saham lainnya jatuh ke posisi terendah sepanjang masa.

Indeks S&P 500 mengalami peningkatan dengan mencapai 15 poin tertinggi dalam setahun terakhir, sedangkan Nasdaq Composite meroket dengan pencapaian 53 poin tertinggi baru serta 92 poin terendah yang dibuat.

Volume perdagangan di pasar saham Amerika Serikat meningkat menjadi 19,39 miliar saham, melebihi rata-rata harian sebesar 17,5 miliar saham yang dicatat pada 20 sesi trading terakhir.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama