Yamaha XSR vs W175, Beda Rp2 Juta: Mana yang Lebih Worth It Buat Harian dan Gaya Hidup Retro Modern?

Yamaha XSR vs W175, Beda Rp2 Juta: Mana yang Lebih Worth It Buat Harian dan Gaya Hidup Retro Modern?
wartamoro.com - Motor bergaya retro saat ini tak sekadar tentang kenangan lama; ini juga mencerminkan cara hidup. Kawasaki W175 dan Yamaha XSR 155 merupakan dua model utama dalam kategori tersebut, menyajikan dua metode unik untuk merasakan nuansa klasik: masa lalu yang abadi. Namun, dengan perbedaan harga kurang dari Rp2 juta, dilema besar pun timbul—sebaiknya memilih yang mana?

Kawasaki W175 hadir dengan gaya yang sungguh bernuansa lawas. Tanpa tambahan fitur bertema moderen yang berlebihan, penampilannya seolah menjadi mesin waktu yang membawa pemakai kembali ke tahun 1970-an. Mesin 177cc-nya satu katup di kepala silinder (SOHC), didinginkan oleh udara, tidak menggunakan sistem injeksi bahan bakar, melainkan masih mengandalkan karburator. Sederhana namun menawan.

Pada saat bersamaan, Yamaha XSR 155 menghadirkan paduan gaya klasik dengan sentuhan modern yang mewah. Mesin utamanya diambil dari varian R15 generasi empat yakni VVA berkapasitas 155cc, pendingin cair serta menggunakan sistem penyemprotan bahan bakar langsung. Selain itu, motor ini dilengkapi dengan fitur-fitur premium seperti kopling assisstant & slipper, suspensi terbalik, sampai rangka kokoh bertipe Deltabox.

Dengan perbedaan harga kurang lebih Rp2 jutaan (harga XSR 155 di kisaran Rp37 jutaan OTR Jakarta dan W175 sekitar Rp35 jutaan), timbul pertanyaan: ingin tampil dengan gaya klasik yang sempurna atau memilih desain retro namun dilengkapi teknologi canggih?

Kinerja dan Spesifikasi: Apa Saja Yang Diperoleh dengan Penambahan 2 Juta?

Mesin & Performa

Yamaha XSR 155 secara jelas menonjol pada spesifikasi tertulis. Daya maksimumnya mendekati 19 tenaga kuda, cukup tinggi dibandingkan dengan W175 yang hanya menghasilkan sekitar 13 tenaga kuda. Di samping itu, menggunakan sistem pendingin cair serta teknologi VVA membuat performanya tetap stabil dalam beragam situasi.

Namun, Andika (32), pecinta kendaraan bermotor kuno dari Bogor, mengatakan:

Bicara soal kinerja, tentu saja XSR unggul. Namun, mengendarai W175 itu seperti merasakan sensasi berkendara sebenarnya—tidak ada campur tangan teknologi, semuanya bergantung pada perasaan tangan dan gas.

Untuk sebagian orang, kemudahan merupakan daya tarik utama.

Fitur & Teknologi

XSR 155 dilengkapi dengan fitur premium. Kecepatan ditampilkan melalui speedometer digital, menggunakan lampu depan jenis LED yang membuatnya terlihat lebih canggih. Sementara itu, W175 memiliki speedometer analog, penerangan berupa bohlam standar, serta suspensi teleskopik tradisional.

Aldo (28), seorang pembuat konten otomotif dari Bandung, memiliki pandangan pribadi:

XSR itu seperti mengendarai motor sport dengan gaya retro. Sedangkan W175 memang dirancang untuk para penggemar sepeda klasik dari awal. Kedua model ini tidak dapat dibandingkan, walaupun penampilannya terlihat serupa.

Kenyamanan & Ergonomi

W175 memiliki postur berkendara yang lebih santai, ideal untuk berkeliling kota. Desain tangki bahan bakar yang membulat serta jok luas membuat perjalanan menjadi semakin nyaman. Sementara itu, XSR 155 cenderung lebih olahraga, didukung oleh kemudi yang lebih rendah dan desain ergonomis yang mengarah ke depan.

Untuk Dian (35), yang kerap melakukan perjalanan ke Puncak, terdapat pemandangan unik dari suatu sudut tertentu:

XSR cocok untuk perjalanan kencang, namun W175 memiliki ciri khas yang mengasyikkan untuk berkeliling pada malam hari sambil menapaki rute-rute kenangan.

Apa Yang Sesuai Untuk Gaya Hidup Anda?

Modifikasi dan Komunitas

W175 terkenal karena kemudahan dalam modifikasinya. Dasar klasiknya membuat para pembangun dapat dengan leluasa merancang style seperti bratsyle, bobber, ataupun cafe racer. Sedangkan XSR 155 yang memiliki dasar dari R15 agak sedikit rumit namun masih ada banyak komponen aftermarket yang bisa digunakan.

Kelompok pecinta sepeda motor ini sangat dinamis. Grup W175 kerap melaksanakan perjalanan berkendara dengan gaya santai, sementara itu anggota dari kelompok XSR 155 cenderung menyelenggarakan aktivitas bersepeda gunung yang lebih intensif, termasuk rute antar kota.

Nilai Jual dan Perawatan

Soal perawatan, W175 lebih simpel. Karburator lebih mudah diservis, tapi butuh perhatian rutin. XSR 155, karena sudah injeksi dan canggih, perawatannya harus lebih teliti, dan kemungkinan lebih mahal.

Dari sisi nilai jual kembali, XSR 155 cenderung lebih stabil karena performa dan fitur lengkap. Tapi bagi penggemar klasik, W175 tetap punya pasar sendiri yang loyal.

Kalau ingin motor yang bertenaga, berteknologi, tapi tetap punya gaya klasik modern, Yamaha XSR 155 Tentu saja pilihannya yang kokoh. Tetapi bila preferensi Anda adalah pada sepeda motor sederhana, menikmati sensasi mengendarai dengan gaya alami, serta hobi memodifikasi secara kustom, maka bisa dipertimbangkan lainnya. Kawasaki W175 adalah kanvas yang sempurna.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama