
wartamoro.com Modus baru penipuan online jual beli kendaraan terjadi lagi.
Kali ini si penipu sangat canggih, menggunakan modus segitiga.
Korban mengalami kerugian yang sangat besar Rp 200 juta.
kejadian ini diungkap Tomi Gunawan, Punggawa Tomi Airbrush, Jakarta.
"Canggih banget. Modusnya halus banget, penjual gak sadar masuk dalam perangkap," jelas Tomi.
Awalnya, Tomi hendak menjual Toyota Fortuner Diesel tahun 2013, untuk itu ia menggunakan situs jual beli, beberapa hari lalu.

"Kondisi mobil bagus, surat-surat lengkap, dijual dengan harga normal saja, Rp 249 juta," katanya.
Untuk melengkapi data, ia mengupload foto-foto Fortuner itu di situs tersebut.
"Nah, foto mobil yang gue upload ini diambil penipu," katanya.
Lalu, dari foto hasil curian itu, si penipu memanfaatkan dengan menggunakan situs jual beli lain, seolah-olah sebagai penjual.
"Si pencuri bedebah ini menjual dengan harga jauh di bawah harga yang gue jual, Rp 202 juta," katanya.
Nah, pada Selasa (15/7), menurut Tomi ada telepon masuk ke pihaknya.
"Si penelepon tertarik membeli Fortuner tersebut, jadi ia akan mengirim seorang mekanik untuk mengecek kondisi mobil dan surat-suratnya," jelas Tomi.
Rupanya si penelepon itu adalah penipu.
"Di sinilah modus segitiga itu berlangsung. si penipu itu, rupanya juga sudah kontak-kontakan dengan calon pembeli, bahwa nanti ada orang kepercayaan pembeli yang akan melayaninya," kata Tomi.
Maka, datanglah calon pembeli itu ke tempat Tomi di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Kedatangan si calon pembeli tentu diterima dengan baik oleh karyawan Tomi.
"Semua sudut mobil dicek dan juga surat-surat dicek," ungkapnya.
Setelah semua inspeksi calon pembeli beres, terjadilah komunikasi antara penipu dan calon pembeli sebagai korban tadi.
"Karena mobilnya ada, lokasi jelas, surat-surat lengkap, si korban (calon pembeli) yakin keamanan legalitas dan kepemilikan mobil," ujar Tomi.
Akhirnya, si calon pembeli itu, mentransfer sebanyak Rp 202 juta dari harga yang disepakati.
Setelah uang ditransfer, si penipu cerdik dengan mengatakan kepada calon pembeli untuk menunggu sebentar mengambil kunci cadangan.
"Padahal, kesempatan itu dimanfaatkan di penipu untuk menguras habis uang korban," jelas Tomi.
Korban baru sadar, ketika, hendak meminta surat-surat dan kunci mobil kepada karyawan Tomi.
"Lalu, karyawan gue bilang uangnya belum masuk, padahal calon pembeli menyebut sudah transfer. Di sini baru pembeli sadar kena scam," bilangnya.
Saat disarankan untuk melapor ke bank, rupanya pihak bank mengatakan dana tersebut sudah tidak ada.
Posting Komentar