Xiaomi semakin mengukuhkan posisinya di sektor otomotif. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini dilaporkan sedang bersiap memasuki pasar kendaraan listrik di Eropa pada tahun 2027. Berdasarkan laporanCarscoops, langkah Xiaomi menuju benua biru dipicu oleh kesuksesan mereka di pasar lokal.
Pada kuartal kedua tahun 2025, pengiriman mobil listrik Xiaomi mencapai 81.302 unit, sedangkan total sepanjang semester pertama tahun ini melebihi 157.000 unit. Angka tersebut sangat signifikan bagi perusahaan baru, bahkan membuat Xiaomi setara dengan beberapa merek ternama di Tiongkok.
Oleh karena itu, produksi sedan SU7 dan SUV YU7 terus dipercepat, meskipun konsumen tetap perlu menunggu lebih dari setahun akibat permintaan yang tinggi.
1. Penjualan yang tinggi, tetap mengalami kerugian
Meskipun laris di pasar, divisi otomotif Xiaomi tetap mengalami kerugian sekitar 300 juta yuan atau sekitar Rp667 miliar pada kuartal terakhir. Kerugian ini tidak tanpa alasan, karena Xiaomi masih berada dalam tahap investasi besar-besaran untuk pabrik, penelitian, serta sistem pasokan. Tantangan biaya produksi, logistik, dan pengembangan teknologi baterai juga turut menyumbang pada defisit tersebut.
Namun, salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, memiliki keyakinan bahwa situasi ini segera berubah. Ia memprediksi bahwa divisi mobil listrik akan mencatatkan laba pada paruh kedua 2025, terutama setelah kapasitas produksi meningkat dan biaya operasional dapat dikurangi. Keyakinan Lei Jun semakin kuat dengan tren global yang menuju elektrifikasi, yang memberikan peluang besar bagi Xiaomi untuk mendapatkan pangsa pasar internasional. Namun, salah satu pendiri perusahaan Xiaomi, Lei Jun, yakin bahwa kondisi ini segera berubah. Ia mengharapkan divisi mobil listrik akan mencapai keuntungan pada semester kedua tahun 2025, khususnya setelah kapasitas produksi meningkat dan biaya operasional bisa diminimalkan. Keyakinan Lei Jun diperkuat oleh arah global menuju elektrifikasi, yang membuka kesempatan besar bagi Xiaomi untuk memperluas pangsa pasarnya di tingkat internasional. Meskipun demikian, salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, optimis bahwa situasi ini akan segera berubah. Ia memperkirakan bahwa divisi mobil listrik akan mencatatkan laba pada paruh kedua 2025, terutama setelah kapasitas produksi meningkat dan biaya operasional dapat dikurangi. Keyakinan Lei Jun juga didukung oleh tren dunia yang beralih ke elektrifikasi, yang menawarkan peluang besar bagi Xiaomi untuk meraih pangsa pasar global.
2. Bentuk tim penelitian Eropa
Pada awal tahun ini, Xiaomi juga diketahui sedang mencari tenaga ahli untuk pusat penelitian dan pengembangan baru di Eropa. Tindakan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengadaptasi produk mereka sesuai dengan kebutuhan konsumen di pasar Eropa yang dikenal memiliki aturan emisi dan standar keselamatan yang ketat.
Beberapa nama terkenal ikut bergabung, termasuk Rudolf Dittrich yang pernah bekerja di BMW, serta tim Formula 1 Williams dan Sauber. Karyawan mantan BMW lainnya seperti Dusan Sarac dan insinyur Jannis Hellwig juga masuk dalam daftar perekrutan. Keberadaan para ahli ini dianggap penting untuk memberikan pengalaman global dan mempercepat pengembangan model baru yang sesuai dengan karakteristik pasar Eropa.
3. Model yang akan dibawa
Masih belum diketahui pasti model apa yang akan dijual terlebih dahulu di Eropa. Namun kemungkinan besar Xiaomi akan membawa SU7 dan YU7, mengingat keduanya mendapatkan tanggapan yang baik di pasar Tiongkok. SU7 dikenal sebagai mobil sedan dengan tampilan modern dan kinerja yang andal, sedangkan YU7 hadir sebagai SUV yang menekankan kenyamanan serta teknologi terkini.
Selain itu, Xiaomi sedang mengembangkan model ketiga, YU9, yang berbentuk SUV besar dengan teknologi EREV. Kendaraan ini menggabungkan mesin 1,5 liter turbo dengan dua motor listrik, menjadikannya sebagai pilihan menarik bagi konsumen. Kehadiran YU9 juga dianggap sebagai strategi Xiaomi untuk menjangkau pasar premium yang saat ini masih didominasi oleh perusahaan lama.
Dengan rencana ini, Xiaomi akan bersaing langsung dengan perusahaan besar di pasar mobil listrik Eropa seperti Tesla dan BYD. Persaingan dipastikan semakin ketat, tetapi Xiaomi memiliki keyakinan diri karena menghadirkan pendekatan unik mereka: menyediakan produk berbasis teknologi canggih dengan harga yang lebih murah dibanding pesaing.



Posting Komentar