5 Fakta Unik tentang Ular Laut Kepala Kura-kura yang Menarik dan Aman

Ular laut (kelompok Elapidae) dapat disebut sebagai jenis ular yang telah berevolusi dengan sangat baik sehingga memiliki lingkungan hidup yang unik dibandingkan saudara-saudaranya. Sementara kebanyakan ular menetap di daerah lembab atau kering, keluarga ini lebih memilih untuk menghabiskan waktu hampir seluruhnya di lautan terbuka. Ada tujuh genus dalam famili tersebut dan secara keseluruhan mencakup sekitar 69 spesies yang beragam. Salah satunya adalah ular laut kepala kura-kura ( Emydocephalus annulatus ).

Mereka merupakan salah satu dari tiga jenis ular laut yang termasuk dalam genus tersebut. Emydocephalus Dikenal dengan sisik bercorak hitam-putih yang menyerupai garis-garis pada zebra. Sisik ular tersebut cukup besar dan tumpang tindih, memberikan penampilan tubuh ular laut kepala kura-kura yang kokoh. Mereka mendapatkan nama karena kepalanya yang pendek dan bulat, mirip dengan kepala seekor kura-kura. Reptil ini biasanya mencapai panjang antara 75 hingga 90 sentimeter.

Terdapat ciri khas unik pada ular laut kepala kura-kura yang tak dimiliki oleh jenis ular laut lainnya. Faktor itu pun memengaruhi derajat kerisikoannya dibanding ular-ular lain. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut? Mari kita telusuri penjelasan selengkapnya di bagian bawah ini!

1. Sebaran peta serta lingkungan asli hewan tersebut

Ular laut yang memiliki kepala mirip kura-kura ini ternyata hidup tidak jauh dari lokasi kita. Hal itu dikarenakan distribusi utama mereka terletak di wilayah utara Australia serta beberapa area di Indonesia. Namun demikian, habitat mereka meluas hingga ke perairan Filipina dan gugusan pulau-pulau kecil lainnya di seputaran Samudera Pasifik.

Habitat asli bagi ular laut berkepala penyu biasanya ada di daerah pantai yang berdekatan dengan terumbu karang. Mereka bisa muncul di permukaan hingga mencapai kedalaman sekitar 40 meter dan telah ditunjukkan bahwa spesies ini sanggup bertahan selama satu jam di bawah air tanpa harus mengambil nafas lagi. Walaupun mereka memiliki kemampuan untuk naik ke permukaan atau mengeksplorasi kedalamannya, ular-ular tersebut amatlah jarang menjauh dari area terumbu karangnya. Bahkan, ular laut berkepala penyu sungguh-sungguh bergantung pada terumbu karang sebagai habitat utamanya.

Dr. Claire Goiran, pakar biologi laut dari University of New Caledonia, mengatakan bahwa ular laut dengan pola kepala mirip kura-kura cenderung tak meninggalkan zona terumbu karang tempat mereka muncul pertama kali setelah menetas, seperti dilaporkan ABC Mereka hampir tidak pernah mengunjungi terumbu karang yang lain, betapapun alasan dan kecilnya itu. Ketika sedang berada di terumbu karang, ular ini biasanya bersandar pada sebuah batu karang sambil tetap diam. Apabila merasakan ancaman, mereka bisa menyembunyikan diri di antara retakan-retak karang tersebut.

2. Makanan favorit

Tidak seperti kebanyakan species ular laut lainnya, ular laut kepala kura-kura memiliki preferensi makanan tersendiri. Mereka bukan pemburu predator atau pemakan sisa-sisa daging. Ular laut unik ini lebih menyukai telor ikan laut yang bisa mereka temukan di area terumbu karang. Spesifiknya, tipe ikan yang umumnya menjadi mangsa untuk telur tersebut adalah ikan demersal yang biasanya meletakkan telurnya pada benda-benda tetap.

Terkadang, telur dari ikan-ikan yang menjadi mangsa ular laut kepala kura-kura tersebut terdapat dalam jumlah yang cukup banyak. Akan tetapi, spesies ular ini sebenarnya tidak termasuk hewan yang serakah. Critter Science Menurut laporan, ular laut dengan kepala mirip kura-kura tersebut akan mengonsumsi kelompok telur ikan secara bertahap. Artinya, hewan ini hanya akan menyantap sebagian kecil dari telur-telur itu dan kemudian melanjutkan pencarian untuk menemukan gubuk-gubuk telur ikan lain yang ada di dekat terumbu karang. Pola perilaku seperti ini menjadikan ular laut dengan ciri unik tersebut harus selalu berpindah tempat tiap hari demi mencari makanannya.

3. Termasuk dalam kelompok ular berbisa, namun...

Satu karakteristik unik yang dimiliki oleh keluarga tersebut adalah ular Laut memiliki racun dalam tubuhnya. Ini normal karena mereka termasuk dalam keluarga Elapidae, yang berarti bahwa ular laut masih sejenis dengan ular kobra. Kondisi unik ini juga ditemukan pada ular laut kepala kura-kura. Akan tetapi, terdapat situasi tertentu yang menyebabkan racun dari spesies ini sangat lemah sehingga seringkali digolongkan sebagai jenis ular non-racun.

Dilansir Britannica Paragraf tersebut menjelaskan bahwa sirip ular laut dengan pola kepala kura-kura cukup mini sehingga mempersulit proses penyuntikan racunnya. Tambahan pula, tingkat keracunan dalam gigitan hewan ini sangat minim dan cenderung tak memberi dampak apapun. Bahkan bagi spesies ikan atau binatang air lainnya, serangan dari jenis ular ini juga tampaknya engga bikin gejolak berarti alias gaada tanda-tanda bakal mati meski tertusuk.

Giginya yang pendek serta racun pada belalainya yang kurang berbahaya ini ditentukan oleh pola makannya. Ular laut kepala kura-kura, sebagai hewan yang memakan telur, tidak perlu memiliki gigi panjang atau bisa yang membunuh sebab hal tersebut malahan dapat membuatnya kesulitan saat mencari makan. Apabila merasa terancam, ular ini lebih suka melarikan diri ke rongga-rongga terumbu karang daripada bertindak agresif dengan menggigit ancaman tersebut.

4. Sistem reproduksi

Ilmuwan masih mengetahui sedikit informasi mengenai proses perkembangbiakan pada ular laut dengan kepala mirip kura-kura, seperti waktu persisnya berahi atau adanya upacara pernikahan spesifik mereka. Yang jelas, siklus biologinya cukup lama karena betina baru dapat bertelur sekali dalam dua tahun. Selayaknya reptil lainnya, jenis ular laut ini memilih cara berkembang biak melalui telur; di mana betina tersebut akan meletakkannya saat periode perkawinan datang.

Pada jurnal dengan judul "Life History Traits of the Sea Snake Emydocephalus Annulatus Based on a 17-Year Study" oleh Richard Shine dkk., seekor betina dari spesies ular laut kepala kura-kura mampu memproduksi antara 1 hingga 3 butir telur pada setiap siklus perkembangbiakan. Biasanya, telur-tehnik tersebut ditetaskan dan disimpan di dalam pasir di dasar lautan tanpa adanya pengasuhan apa pun dari induknya. Waktu inkubasi untuk telur jenis ini cukup lama yaitu berkisar antara 4 sampai 8 bulan. Jelas bahwa bayi ular laut kepala kura-kura telah siap untuk bertahan sendiri saat pertama kali menetas.

Walaupun tidak memiliki campur tangan dari orang tua, tingkat kelangsungan hidup anak ular laut kepala kura-kura hingga menjadi dewasa cukup tinggi, yaitu bisa mencapai 70%. Pada fase dua tahun pertama kehidupannya, jenis ular laut ini mengalami pertumbuhan dengan sangat pesat. Ketika baru menetas, ukuran mereka berkisar antara 30 sentimeter. Dalam rentang waktu tersebut, ular laut kepala kura-kura dapat memperpanjang diri hingga 50 centimeter sehingga total panjang tubuhnya mendekati angka 80 sentimeter. Selanjutnya, setelah periode awal ini, proses pertumbuhan ular ini akan melambat, terlebih lagi bagi jantan.

5. Status konservasi

Mengutip daftar merah IUCN, ular laut kepala kura-kura dikategorikan sebagai spesies dengan ancaman rendah (Least Concern). Akan tetapi, mereka tampaknya sedang menghadapi tantangan signifikan di berbagai area habitat mereka. Ini ditunjukkan oleh kondisi populasinya yang semakin menurun setiap tahunnya.

Menurut daftar merah IUCN, walaupun wilayah penyebarannya tampak luas, peta distribusi dari ular tertentu ini justru agak terkonsentrasi. Di alam liar, ular laut dengan kepala mirip kura-kura hanya ditemukan di area terumbu karang yang sempit dan terbatas. Bahkan, di beberapa lokasi, kepadatan populasi ular tersebut bisa mencapai angka yang signifikan. Namun demikian, ada juga tempat-tempat dimana jumlahnya sangat jarang sekali. Kondisi kelangsungan hidup mereka sungguh rentan apabila habitat utama dalam bentuk terumbu karang mengalami kerusakan, lebih-lebih disebabkan oleh polusi atau intervensi aktif manusia.

Ya, tentu saja, ular laut dengan kepala seperti kura-kura pun menjadi sasaran empuk bagi hewan lain. Hiujan dan beberapa jenis ikan raksasa dikenal menjadikan spesies ini sebagai buruan mereka. Hal unik lainnya terletak pada sisik mereka karena ternyata bisa dipenuhi oleh lumut atau alga dalam jumlah besar. Makin banyak alga yang tumbuh di atas sisik tersebut, semakin lambat pula pergerakan ular laut ini. ular Ini menjadi semakin berat karena mereka perlu memikul beban tambahan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama