Empat Pemimpin Eropa Kompak Kunjungi Kyiv, Desak Rusia untuk Gencatan Senjata Tanpa Syarat

Empat Pemimpin Eropa Kompak Kunjungi Kyiv, Desak Rusia untuk Gencatan Senjata Tanpa Syarat

wartamoro.com, Kyiv, Ukraina — Hari Sabtu lalu menjadi momen penting dalam diplomasi Eropa saat empat pemimpin negara besar Eropa kompak menginjakkan kaki di Kyiv, ibu kota Ukraina. Mereka membawa satu pesan yang tegas: Rusia harus setuju pada gencatan senjata selama 30 hari, tanpa syarat.

Para pemimpin yang hadir adalah:

  • Friedrich Merz, Kanselir Jerman

  • Emmanuel Macron, Presiden Prancis

  • Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris

  • Donald Tusk, Perdana Menteri Polandia

Mereka datang bersama-sama menggunakan kereta api dan langsung bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Kunjungan ini bukan hanya simbolis, tapi juga membawa tekanan diplomatik serius kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang hingga kini belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri konflik bersenjata yang sudah berlangsung lebih dari empat tahun.

Dapat Dukungan dari Donald Trump

Menariknya, inisiatif ini juga mendapatkan dukungan dari Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya telah dihubungi melalui telepon. Para pemimpin Eropa ini menegaskan bahwa mereka berdiri sejalan dengan seruan Trump untuk perdamaian.

“Kami sepenuhnya mendukung seruan Presiden Trump untuk solusi damai dan mendesak Rusia agar berhenti menghalangi upaya menciptakan perdamaian jangka panjang,” ujar mereka dalam pernyataan bersama.

Momen Emosional di Maidan Nezalezhnosti

Sebelum pertemuan resmi dimulai, keempat pemimpin Eropa menyempatkan diri untuk meletakkan bunga di Monumen Bendera di Lapangan Maidan Nezalezhnosti, Kyiv. Upacara ini dilakukan untuk mengenang para tentara Ukraina yang gugur dan juga untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II—sebuah momen refleksi yang kuat dan mengharukan.

Desakan Gencatan Senjata Tanpa Syarat

Usulan gencatan senjata selama 30 hari sebenarnya pertama kali dilontarkan oleh pihak AS pada bulan Maret lalu. Ukraina menyambut baik usulan tersebut, namun Rusia hingga kini masih bersikukuh hanya akan setuju jika syaratnya menguntungkan pihak mereka.

Pemimpin Ukraina dan para sekutunya menilai bahwa hanya gencatan senjata tanpa syarat yang bisa membuka jalan bagi dialog perdamaian yang adil dan langgeng.

"Kita punya banyak pekerjaan rumah dan topik penting yang harus dibicarakan. Tapi langkah pertama adalah menekan Moskow agar menyetujui jeda perang ini," tulis Andriy Yermak, penasihat Presiden Zelenskyy, lewat akun Telegram.

Menuju Koalisi Dukungan Internasional

Pada sore harinya, para pemimpin ini melanjutkan pertemuan dengan Zelenskyy secara virtual dengan para pemimpin negara lain. Mereka membahas pembentukan “koalisi sukarela” — yaitu kelompok negara-negara yang siap membantu militer Ukraina setelah gencatan senjata disepakati.

Salah satu gagasan yang muncul adalah kemungkinan mengirim pasukan penjaga perdamaian untuk memantau kesepakatan damai yang mungkin dicapai dengan Rusia.

Kenapa Ini Penting?

Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah bentuk nyata solidaritas internasional terhadap Ukraina, sekaligus pesan keras kepada Rusia bahwa dunia tidak akan tinggal diam melihat konflik ini terus berkepanjangan.

Bagi Friedrich Merz, ini adalah kunjungan pertamanya ke Ukraina sebagai Kanselir Jerman. Kunjungan bersama empat pemimpin besar sekaligus juga merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah.

Kini bola ada di tangan Moskow. Akankah Putin menanggapi seruan ini dengan langkah damai, atau tetap bertahan dengan sikap kerasnya?

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama