Politik Minggu Ini: Dugaan OPM-TNI dan Jawaban Menteri Kesehatan tentang Ukuran Celana

Politik Minggu Ini: Dugaan OPM-TNI dan Jawaban Menteri Kesehatan tentang Ukuran Celana

wartamoro.com ,  Bermacam-macam kejadian politik menghiasi liputan Tempo dalam seminggu belakangan ini. Tempo mengumpulkan lima berita dalam negeri yang menjadi sorotan utama dari tanggal 12 hingga 18 Mei 2025.

Sejumlah berita yang menarik perhatian pembaca Tempo antara lain mengenai kemajuan terkini dari perselisihan yang melibatkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) OPM ) bersama Tentara Nasional Indonesia diصند Papua Selain itu, komentar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengenai ukuran celana pria turut menarik perhatian para pembaca.

1. Penuduh OPM terhadap TNI mengenai operasi di Intan Jaya, Papua, yang menyebabkan kematian 18 anggota OPM

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bahwa beberapa dari anggota mereka meninggal atau luka karena meledaknya bom yang menurut mereka ditempatkan oleh tentara Indonesia di atas mayat saudaranya di Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua Tengah.

"Terjadilah pertempuran bersenjata antara kelompok TPNPB melawan tentara pemerintahan Indonesia di wilayah distrik Hitadipa pada tanggal 13 Mei 2025 sekitar jam lima pagi. Insiden ini menyebabkan salah satu personel dari TPNPB tewas saat bertugas dan mayatnya ditempatkan booby trap atau bom penjerembap oleh kekuatan militer negara," ungkap juru bicara TPNPB Sebby Sambom lewat keterangan resmi pada hari Kamis, 15 Mei 2025.

Menurut Sebby, bom itu meledak ketika para teman korban berusaha untuk memindahkan mayat. "Sesudah mendengar bahwa seorang anggota dari TPNPB meninggal dunia, tim TPNPB langsung mulai proses pengambilan mayat, namun sewaktu sedang dilakukan ini, sebuah ranjau boming yang diletakkan sebelumnya tiba-tiba meletus sehingga menyebabkan dua orang anggota TPNPB menjadi korban jiwa sementara dua lagi cedera karena tertimpa pecahan bom di wilayah Intan Jaya," ungkapnya.

Sebelumnya, TNI menyatakan telah menewaskan 18 orang dari kelompok separatis OPM dalam suatu operasi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada hari Rabu, tanggal 14 Mei 2025. Penyergapan tersebut dilancarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Habema TNI mulai pukul 04.00 sampai dengan 05.00 waktu setempat, dan mencakup serangan ke lima desa yaitu Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, serta Zanamba.

Artikel selengkapnya di sini

2. Mabes TNI Menyangkal Tuduhan OPM Terkait Pemakaian Material Ledak

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membantah tuduhan yang disampaikan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terkait dengan penggunaan material peledak selama operasi mereka di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2025 kemarin.

Pentolan Publikasi Mako TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menyampaikan, personel Satuan Tugas (Satgas) Habema tidak mempergunakan material ledakan ataupun meletakkan jebakan landaian sewaktu melaksanakan tugas mereka. Dia menerangkan, “Ini adalah upaya disinformasi dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka yang bertujuan merendahkan kredibilitas TNI serta ingin mendapatkan dukungan internasional dengan tuduhan bahwa TNI telah melanggar Hak Asasi Manusia atau HAM di wilayah Papua.” Pernyataannya tersebut dikemukakan ketika dia dimintai tanggapan lewat telepon pada hari Jumat, tanggal 16 Mei tahun 2025.

Menurutnya, tuduhan serta cerita negatif yang disampaikan TPNPB-OPM terhadap TNI tidaklah berarti. Ini karena tindakan tersebut seringkali dijalankan guna mendapatkan perhatian internasional.

Tim Satuan Gabungan Habema terjadi bentrok senjata dengan pasukan gerilyawan TPNPB-OPM di wilayah Distrik Sugapa pada Rabu, 14 Mei 2025 subuh. Insiden tersebut mengakibatkan 18 anggota kelompok militan TPNPB-OPM yang dipimpin oleh Undius Kogoya dikabarkan meninggal.

Artikel selengkapnya di sini

3. Penjelasan Menkes soal Pria dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah

Menteri Kesehatan alias Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pernyataannya tentang pria yang menggunakan celana jeans dengan ukuran 33-34 cenderung lebih dini bertemu Tuhan Yang Maha Esa. Ia menegaskan bahwa statementnya itu sebenarnya adalah suatu bentuk dari metafora.

Budi menyampaikan bahwa pria yang memakai celana jeans ukuran 33-34 cenderung mendekati Tuhan Yang Maha Esa lebih dini sambil memberi peringatan tentang risiko tersebut. visceral fat atau lemak yang mengendap di area perut.

Begini deh, biasanya kalo aku ngomong tentang ini sering keliru. Jadi gitu loh, hati dalam tubuh manusia itu, ketika kita makan secara wajar sih nutrisinya akan terserap dan berada di bawah lapisan kulit. Tapi jika lemak berlebih, maka ia menumpuk pada organ-organ lain seperti jantung atau liver. Kondisi tersebut disebut sebagai hal itu. visceral fat " Ini berbahaya," kata Budi.

Saat hadir dalam acara launching program ketiga pelayanan kesehatan baru bersama dengan Gubernur Jakarta PramONO Anung di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, Menteri Kesehatan pernah menyatakan bahwa seorang pria yang menggunakan celana jeans ukuran 33 kemungkinan besar telah menderita kegemukan dan oleh karena itu cenderung memiliki risiko meninggal dini.

Artikel selengkapnya di sini

4. Ditelpon Dudung, Hercules Meminta Maaf kepada Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso

Pendiri ormas GRIB Jaya Rosario de Marshalalias Hercules meminta maaf atas ucapannya kepada purnawirawan saat panggilan video dengan Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.

Hercules menyampaikan permohonan maafnya ketika Dudung melakukan teleconference video selama sesi wawancara dengan seorang jurnalis dari Metro TV dalam acara bernama Kontroversi. Ketua Departemen Komunikasi Publik di Direktorat Utama GRIB Jaya Razman Arif Nasution mengonfirmasikan tentang panggilan video tersebut.

Pak Dudung yang pertama kali menelpon ketika dia di- interview "Menurut Razman ketika dicek oleh Metro TV," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 16 Mei 2025.

Dalam video yang diunggah kanal YouTube Metro TV , Hercules ditelepon oleh Dudung Abdurachman untuk meminta maaf kepada para jenderal purnawirawan yang berseteru dengannya. Awalnya, Dudung menyapa Hercules dalam bahasa Tetun dan mengatakan Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementerian Dalam Negeri membubarkan ormas yang meresahkan. Hercules mendukung perintah Prabowo.

Selanjutnya, Dudung menginstruksikan Hercules untuk minta maaf kepada Gatot Nurmantyo, Yayat Sudrajat, serta hingga ke tingkatan jenderal dalam Organisasi Besar Tentara Nasional (OBT).

"Memohon pengampunan untuk perkataan yang tidak tepat kepada para mantan perwira senior dan jendral, saya sungguh-sungguh meminta maaf," ujar Hercules, seperti dilansir dari video di saluran YouTube Metro TV, Jumat, 16 Mei 2025.

Artikel selengkapnya di sini

5. Pramono Anung Akan Menyelenggarakan Acara 'Manggarai Berselawat' Untuk Mengatasi Perkelahian

Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo mengumumkan bahwa ia akan menerapkan program 'Manggarai Berselawat' untuk menangani masalah kerusuhan yang terjadi di Manggarai, Jakarta Selatan. Ia berpendapat bahwa pemecahan masalah tersebut harus dilakukan dengan cara yang mendalam agar dapat menemukan sumber dari permasalahan tersebut.

Pramono menyatakan bahwa program tersebut bertujuan menangani perkelahian dengan menggunakan metode budaya dan keagamaan. Program ini nantinya akan mencakup partisipasi dari golongan masyarakat yang sebelumnya berselisih.

"Saya ingin mencetuskan proyek bernama Manggarai Berselawat. Aku akan mengundang kelompok-kelompok yang berseteru untuk berkumpul di sana, seperti RW 04, RW 05, dan beberapa RW lainnya, agar bisa duduk bersama," ungkap Pramono di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 13 Mei 2025.

Pramono kemudian menyebut program 'Manggarai Berselawat' bukan satu-satunya cara mengatasi tawuran. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu berujar akan mengambil berbagai pendekatan untuk menghadapi masalah tersebut.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama