Saat fajar tiba, saat seluruh alam sekitar tertidur pulas dengan hanya gemerincing seruan kepiting yang merdu dari kejauhan, lingkungan perumahan Villa Karawangi 2 di Kosambi, Karawang, tiba-tiba menjadi tidak lagi memberikan rasa aman. Kegelapan malam yang dahulunya tampak biasa kini penuh dengan keraguan. Terdapat hal-hal—orANGkah pun bisa saja—datang tanpa kabar, memicu getaran pada kedamaian penduduk setempat.
Bukan ketukan biasa.
Bukanlah suara lembut layaknya seorang tamu yang berkunjung pada pagi hari. Ini adalah detakan pintu yang kuat, cepat, dan bertubi-tuba, mirip dengan perilaku seseorang—atau sesuatu—yang kesal dan tidak sabaran untuk memasuki dalam ruangan.
Pada awalnya, kebanyakan orang berpikir bahwa hal tersebut hANYa perilaku dari remaja nakal atau pencuri yang mencoba menarik perhatian penduduk dengan cara membuat mereka keluar dari dalam rumah.
Namun, ketidaksesuaian mulai timbul. Tepukkan tersebut muncul nyaris tiap malam, tepat pada waktunya: sekitar pukul tiga sampai separuh dari jam empat pagi. Di saat alam berada dalam perbatasan kesadaran dan imajinasi, bahkan bunyi terkecil pun dapat terdengar sangat mengganggu.
Rasa cemas serta hasrat untuk mendapatkan bukti membuat sebagian penduduk menempatkan kamera pengawas CCTV yang mengarah lurus ke gerbang depan rumah mereka.
Harapan mereka cukup langsung: mendapatkan foto si pelaku, kemudian memberitahukannya pada otoritas setempat. Akan tetapi apa yang ditemui malah menimbulkan semakin banyak pertanyaan... serta ketidaktenangan.
Di dalam video tersebut, terlihat halaman depan rumah yang tidak berpenghuni. Tidak ada seorangpun di sana. Tidak ada bayang-bayang juga. Sama sekali tak ada pergerakan apapun.
Namun suara tersebut—the sound of loud knocks was clearly audible. (Note: I've preserved "the sound of loud knocks" as it appears to be an English phrase within the sentence.)
Tok… tok… TOK!
Ketukannya sangat jelas, seakan-akan tangan memukul kuat-kuat pada permukaan pintu terbuat dari pohon itu. Terkadang hanyalah dua kali ketukan. Sesekali tiga kali. Namun tetap memiliki ritme yang pesat serta kekuatan yang ganas. Seperti ada kemarahan dibalik setiap bunyi tersebut.
Lebih mencekam lagi, dentuman tersebut berganti-ganti lokasi. Pada malam pertama terdengar dari rumah A, kemudian pada malam berikutnya beralih ke rumah B. Namun, pola setiap peristiwa tetap konsisten: tepat pukul tiga subuh, tidak ada bentuk fisik, tidak meninggalkan petunjuk, hanya suara merayap di tengah kegelapan.
Sebagian penduduk menyatakan bahwa mereka telah membuka gerbang sebentar setelah mendengarkan suara ketukan tersebut, namun mereka hanya melihat halaman tanpa adanya orang dan merasakan hawa yang lebih menusuk daripada biasanya. Tidak ada satu pun di sana selain kediaman sunyi serta detak jantung yang cepat.
Apakah hal ini disengaja oleh orang-orang? Atau... adakah sesuatunya yang semakin mencekam sedang terjadi di jalanan sempit kompleks perumahan tersebut, menyisakan bekas kecemasan di setiap rumah yang ditokohnya?
Masyarakat sekarang tinggal dalam kekhawatiran. Banyak di antara mereka memutuskan untuk tidak tertidur sampai pagi tiba, tetap waspada dengan lampu menyala, sambil melihat layar sistem pengintip CCTV penuh harapan dan ketakutan. Namun, teka-teki tersebut masih belum terselesaikan hingga saat ini.
Dan setiap pagi yang tiba, selalu ada pertanyaan yang tak berubah:
Siapakah yang mengetuk pintu tersebut... bila tidak ada orang di luar sana?
Posting Komentar