
wartamoro.com , JAKARTA - Rencana perluasan jalur MRT hingga ke kawasan Tangerang Selatan (Tangsel) mendapatkan titik terang. PT MRT Jakarta (Perseroda) akan melakukan studi terkait perluasan rute layanan ke wilayah tersebut tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Kami ingin memulai sebuah studi atau penjajakan pengembangan jalur dengan pembiayaan tanpa melibatkan pendanaan dari pemerintah atau setidaknya dengan skema KPBU," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud di Jakarta, Kamis (10/7/2025) dilansir dari Antara .
Dia mengatakan masing-masing provinsi memiliki sejumlah perbedaan, termasuk dalam kapasitas fiskal, karakter sosial, dan sebagainya. Oleh karena itu, lanjut Farchad, diperlukan penjajakan dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Dia berharap studi bisa segera dilakukan.
"Ada beberapa jalur yang pernah dikaji oleh Dirjen Perkeretaapian, tapi juga ada yang sedang kami upayakan dengan strategi-strategi pembangunan baru yang lebih bisa membantu meningkatkan aspek layanan," kata Farchad.
Sementara itu, proyek MRT Tangsel Ini telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Jakarta Pramono Anung mengonfirmasi rencana proyek tersebut dan bahkan bersedia memberikan modal awal.
Langkah ini akan diambil jika Pemerintah Provinsi Banten menyatakan kesediaannya untuk bersama-sama merealisasikan proyek tersebut.
"Jika nanti Pemerintah Banten bersedia, kita bisa mulai sekarang. Bahkan saya menyampaikan kepada Pemerintah Banten bahwa modal dasarnya, modal awalnya, bisa berasal dari Pemerintah DKI. Nanti tergantung perhitungan bisnis antar perusahaan (B2B)," jelas Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika diwawancarai di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).
MRT Jakarta juga pernah membahas rencana perluasan layanan dengan Wali Kota Tangerang Selatan saat itu, Airin Rachmi Diany, serta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Perluasan layanan ini disebut sebagai upaya mengurangi kemacetan antar provinsi.
Berapa Dana yang Dibutuhkan?
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut rencana memperpanjang jalur Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta – Tangerang Selatan masih dalam tahap pendalaman desain.
Wakil Menteri Perhubungan Suntana menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih dalam tahap evaluasi desain teknis (DED) atau tahap perencanaan proyek. Khususnya pada sistem MRT yang akan digunakan di masa depan.
"Ada yang menggunakan kereta di atas, seperti MRT itu. Nanti juga ada yang di bawah, tergantung semua pada ketersediaan lahan. Termasuk di sini ada teknologi baru yang menggunakan kereta gantung seperti itu. Jadi nanti kita lihat mana yang lebih efisien," tegasnya saat diwawancarai di sela-sela agenda Konferensi Internasional Infrastruktur (ICI) 2025, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Di samping itu, penyesuaian sistem tersebut juga akan dilakukan seiring dengan minimnya ketersediaan lahan yang ada. Jika proyek ini dapat direalisasikan dengan lancar, diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat serta akan menekan angka kemacetan khususnya di sekitar wilayah Jakarta.
Tidak hanya merencanakan memperluas jangkauan MRT hingga Tangerang Selatan, Suntana juga memberi sinyal bahwa saat ini pemerintah sedang meninjau kemungkinan MRT akan diperluas hingga wilayah Cibubur.
"Itu ada dalam rencana-rencana dari mulai wilayah Jonggol Timur, Bogor ke arah sana, ke arah Cibubur. Lalu dari arah BSD ke arah Lebak Bulus, nanti akan tersambung dengan sarana transportasi yang sudah terbangun," tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan dokumen Project Catalogue ICI 2025, perluasan jalur MRT Jakarta hingga Tangerang Selatan akan membutuhkan biaya pembangunan sebesar 1,25 miliar dolar AS atau sekitar 20,34 triliun rupiah (Asumsi kurs: 16.272).
Selain itu, proyek MRT Jakarta-Tangsel juga nantinya akan membutuhkan biaya operasional sebesar 11,7 juta dolar AS atau sekitar 190,31 miliar rupiah per tahun.
Sementara itu, jumlah penduduk yang akan dilayani dari pengadaan proyek MRT Jakarta-Tangsel diperkirakan mencapai sekitar 106.347 jiwa. Di sisi lain, jika jalur dibangun dari Lebak Bulus - Pondok Cabe - Rawa Buntu, permintaan penumpang pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 204.119 penumpang per hari.
Posting Komentar