
wartamoro. com, LUBUKPAKAM - Pihak Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumut turun tangan membantu menangani kasus dugaan pembunuhan yang dialami oleh Muhammad Ilham (13) salah satu siswa SMP Negeri di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
Kasus kematian Ilham ini terjadi pada April lalu dengan dugaan direkayasa oleh pelaku seolah-olah kematiannya karena kecelakaan.
Setelah adanya aksi unjukrasa keluarga korban ke Polresta Deli Serdang beberapa pada pekan lalu kasus kematian korban ini pun nampak progresnya dan menjadi atensi pihak kepolisian.
Kanit Penegakan Hukum Satlantas Polresta Deli Serdang, AKP Nasrul membenarkan kalau dalam kasus ini Ditlantas Polda sudah ikut membantu.
Karena itu pada, Jumat (18/7/2025) sore dilakukan olah TKP lagi dilokasi ditemukannya jasad Muhammad Ilham tepatnya di Jln Pelak Lubuk Pakam.
Hal itu dilakukan untuk memastikan kembali apakah penyebab kematian korban karena kecelakaan atau karena sengaja dibunuh.
"Ita kemarin cek TKP sama Ditlantas. Ya itu karena mereka sebagai pembina fungsi. Mereka mau tau kejadian itu kenapa sebenarnya, bukan karena keluarganya sudah demo. Untuk memastikan saja laka atau bukan," ujar AKP Nasrul, Sabtu (19/7/2025).
Nasrul pun sejauh ini belum mendapatkan kepastian kapan ekshumasi jenazah korban akan dilakukan.
Disebut pihaknya sudah mengajukan permohonan ke rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan ekshumasi.
Sejauh ini pihaknya masih menunggu kabar akan pelaksanaannya.
"Ekshumasi memang rencananya tapi belum tau kita kapan. Kita baru aja antar suratnya belum ada jawaban kapan," kata Nasrul.
Saat diwawancarai ini, Nasrul membantah tudingan kalau dalam kasus ini dirinya sudah diperiksa oleh Wassidik Polda Sumut.
Sebelumnya ia dan anggotanya sebagai pendik telah dilaporkan pihak keluarga korban ke Wassidik dan Propam Polda karena dianggap lamban menangani kasus ini.
"Nggak adah ah kita diperiksa. Belum ada (panggilan pemeriksaan)," katanya.
Terpisah Pengacara keluarga korban, Boyle F Sirait yang diwawancarai mengaku telah mendengar juga kalau dalam kasus kematian korban ini Ditlantas Polda Sumut ikut turun tangan.
Atas nama keluarga Boyle menyampaikan kalau mereka juga cukup kecewa mengapa dalam olah TKP yang dilakukan Ditlantas Polda Jumat sore mereka tidak diberi kabar.
Ia heran mengapa dalam kasus ini Polisi tidak terbuka kepada keluarga korban.
"Saya kebetulan lewat di lokasi kemarin sore makanya tau. Saya baru antar saksi dan kebetulan lewat disitu. Ada pula orang yang dari Ditlantas bilang waktu itu kok lama kali aku datang. Langsung aku jawablah aku ajapun nggak diundang. Karena kebetulan lewatnya," ucap Boyle.
Boyle menyebut harusnya Ditlantas juga harus memanggil pihak keluarga korban. Hal ini lantaran orang yang pertama kali menemukan jasad korban adalah abang dan ayahnya.
Sebagai saksi mata orang yang pertama kali menemukan perlu didengar juga keterangan dari keluarga korban di lokasi.
"Kalau dipanggil dan diundang keluarga korban kan pasti lebih bagus. Pasti datang kita ke lokasi kalau benar benar diundang karena masih dekatnya dari rumah. Nggak tau kita kemarin mulai dari mana mereka lakukan cek TKP itu," katanya.
Boyle menambahkan dari informasi yang ia dapatkan dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara, ekshumasi akan dilakukan pada Rabu depan.
Ia tidak tahu mengapa sejauh ini Satlantas Polresta belum tau kapan akan dilakukan ekshumasi. Boyle mengaku tau informasi itu dari pihak rumah sakit langsung.
Posting Komentar