wartamoro.com-Monyet laba-laba muka merah (Ateles paniscus) termasuk dalam kelompok kera Amerika. Mereka memiliki beberapa nama lain yang juga sangat terkenal, seperti kera laba-laba hitam maupun kera laba-laba Guyana. Mengenai penamaan kera laba-laba (genusAteles) pada primata ini sebenarnya berasal dari lengan dan ekornya yang sangat panjang hingga membentuk bayangan yang mirip seperti laba-laba.
Kembali ke monyet laba-laba muka merah, penampilan primata ini cukup mudah dikenali dibandingkan saudaranya. Seluruh bulu tebal yang tumbuh di tubuhnya, kecuali wajah, berwarna hitam pekat. Yang menarik dari mereka adalah bagian wajah yang cenderung agak merah dan bulu di kepala yang cukup lebat hingga tampak seperti gaya potongan rambut yang menawan.
Ukuran monyet laba-laba wajah merah tergolong besar jika dibandingkan dengan kerabatnya yang lain. Panjang tubuh (tanpa ekor) dari primata ini sekitar 54 cm, beratnya berkisar antara 8,44—9,11 kg, dan panjang ekornya sekitar 64—93 cm. Ada beberapa hal menarik yang dimiliki spesies monyet laba-laba ini yang akan segera kita bahas satu per satu. Jadi, jika ingin mengenal mereka lebih dekat, ikuti penjelasan di bawah ini, ya!
1. Peta penyebaran, lingkungan hidup, dan makanan kesukaan
Sebagai anggota dari primata Dunia Baru, penyebaran monyet laba-laba wajah merah terkonsentrasi di benua Amerika. Secara khusus, mereka ditemukan di bagian utara Sungai Amazon di Amerika Selatan yang mencakup wilayah Guyana, Brasil, Suriname, dan Guyana Prancis. Terdapat juga beberapa populasi kecil yang ditemukan di Peru dan Bolivia.
Dikutip dari Animalia, habitat utama monyet laba-laba wajah merah adalah hutan hujan tropis yang lebat, dekat dengan aliran sungai, serta cukup terpencil. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di pohon daripada menyentuh tanah. Ketinggian rata-rata pohon yang mereka pilih sebagai tempat tinggal sekitar 25 meter. Primata ini merupakan hewan yang aktif di siang hari, sehingga kebanyakan aktivitasnya dilakukan saat matahari masih terang.
Salah satu kegiatan yang selalu dilakukan oleh monyet ini adalah mencari makanan. Mereka termasuk hewan pemakan tumbuhan. Makanan utama yang biasanya dipilih adalah berbagai jenis buah-buahan yang ada di hutan. Namun, monyet laba-laba wajah merah juga memakan daun-daunan, bunga-bungaan, biji-bijian, akar tanaman, hingga madu.
2. Hewan yang hidup di pohon dan memiliki ekor yang dapat memegang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, monyet laba-laba muka merah menghabiskan sekitar 95 persen waktunya di atas pohon. Hal ini secara tidak langsung memaksa mereka memiliki kemampuan mendaki yang sangat baik. Untungnya, anggota tubuh yang bertanggung jawab atas kemampuan motorik primata ini dapat mendukung gaya hidup arboreal.
Pusat Penelitian Primata Nasional Wisconsin menyatakan bahwa lengan dan tangan berperan penting dalam aktivitas memanjat. Lengan monyet laba-laba wajah merah yang panjang membantu pergerakan antar cabang atau batang pohon, baik jarak dekat maupun jauh. Oleh karena itu, mereka hanya membutuhkan satu ayunan per lengan untuk mencapai pohon lain, mirip dengan kera. Kemampuan lengan ini dikenal sebagai gerak brakiasi.
Selain lengan, tangan kera laba-laba wajah merah juga terdiri dari empat jari yang panjang dan menyerupai cangkik serta satu jari telunjuk pendek. Meskipun jari telunjuknya relatif pendek, tangan hewan ini tetap mampu memegang dahan atau batang pohon dengan kuat. Terakhir, ekornya juga berkontribusi pada kemampuan berayun karena termasuk ekor yang dapat digenggam.
Artinya, ekor panjang kera ini dapat berfungsi seperti tangan tambahan yang mampu memegang benda dengan kuat. Kera laba-laba wajah merah menggunakan ekor ini untuk menggantung diri dengan mudah, hemat energi, dan jauh lebih aman dari risiko jatuh. Jika kedua tangannya sedang memegang sesuatu, ekornya bisa menopang berat badan mereka sehingga tidak perlu turun ke tanah. Menariknya, di ujung ekor terdapat kulit yang terbuka dan berfungsi sebagai permukaan gesekan saat mereka turun ke permukaan tanah.
3. Kehidupan masyarakat yang berbeda
Struktur sosial monyetLabah-labah wajah merah terlihat cukup rapi. Mereka sebenarnya termasuk dalam kelompok besar yang beranggotakan sekitar 20—30 individu. Namun, kelompok besar ini hanya berkumpul saat ingin tidur di malam hari. Sementara itu, pada siang hari, sistem kelompok dibagi kembali menjadi beberapa sub-kelompok dengan jumlah anggota yang lebih sedikit.
Animal Diversity Webberdasarkan informasi, subkelompok atau kelompok kecil primata ini terdiri dari 2—3 individu, meskipun bisa mencapai 9 individu saat musim hujan. Kelompok kecil ini dipimpin oleh satu betina yang dominan, tetapi menjadi dua betina jika jumlah anggotanya mencapai 9. Setiap anggota selalu bergerak bersama untuk mencari makan pada siang hari. Menariknya, monyet ini tidur siang pada dua waktu tertentu, yaitu antara pukul 08.00—10.00 dan 12.00—14.30 setiap harinya.
Selain mencari makan, anggota kelompok kecil ini juga saling berinteraksi dengan sesama, baik melalui sentuhan maupun komunikasi. Jenis komunikasi yang dilakukan oleh monyet laba-laba muka merah cukup beragam. Mereka bisa menggunakan berbagai jenis suara, seperti teriakan, dengusan, siulan, dan gonggongan. Selain itu, gerakan menggaruk dada, menggoyangkan cabang, melemparkan benda, ekspresi wajah, serta ayunan lengan termasuk dalam komunikasi visual yang mereka lakukan. Menariknya, seluruh anggota kelompok dapat mengenali aroma masing-masing individu lain.
4. Sistem reproduksi
Monyet berwajah merah termasuk hewanpolygynandrousyang berarti baik jantan maupun betina akan berpasangan dengan banyak pasangan yang berbeda. Sebelum menentukan pasangan, biasanya terjadi pertarungan yang lebih mirip permainan antara jantan dan betina. Setelah itu, jika betina merasa cocok, ia akan duduk di pangkuan jantan yang dipilihnya. Sebenarnya, monyet ini dapat berkawin sepanjang tahun. Namun, kelahiran anak paling sering terjadi ketika musim hujan tiba.
Buku Animal Diversity menyebutkan bahwa betina melahirkan sekitar 1—4 anak dalam satu kali kehamilan. Masa kehamilan primata ini sekitar 229 hari, dan betina tidak akan berkembang biak lagi selama 3—4 tahun setelah melahirkan. Dalam merawat anak, peran betina jauh lebih besar karena ia yang bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga. Anak monyet laba-laba muka merah membutuhkan perhatian induk selama 15—18 bulan sebelum akhirnya mampu hidup sendiri.
Untuk mencapai kematangan seksual, mereka memerlukan waktu sekitar 4—5 tahun. Di alam liar, usia harimau mata merah diperkirakan mencapai 37 tahun. Namun, individu yang dipelihara di kebun binatang terkadang bisa hidup lebih lama, yaitu hingga 46 tahun dalam kasus yang jarang terjadi.
5. Status konservasi
Berdasarkan Daftar Merah IUCN, kondisi perlindungan kera laba-laba wajah merah termasuk dalam kategori hewan yang rentan menghilang (Vulnerable). Terlebih lagi, tren jumlah populasi monyet ini terus menurun setiap tahunnya. Meskipun tidak dijelaskan secara pasti berapa jumlah yang tersisa, tetapi terdapat sejumlah tantangan yang sedang dihadapi oleh primata ini.
Beberapa penyebabnya meliputi kerusakan habitat akibat penebangan hutan dan perburuan oleh manusia yang bertujuan untuk daging atau hanya sekadar sebagai ajang berburu. Belum lagi, proses reproduksi monyet laba-laba muka merah yang lambat menyebabkan populasi yang hilang semakin sulit untuk pulih. Sebenarnya, telah dilakukan upaya pelestarian dengan larangan perburuan dan perlindungan area penyebaran spesies ini. Namun, sampai saat ini angka perburuan dan kerusakan hutan masih tergolong tinggi.
Meskipun demikian, monyet laba-laba muka merah memiliki peran penting dalam ekosistem. Sebagaihewanyang mengonsumsi buah-buahan dalam jumlah banyak, mereka berperan sebagai penyebar biji tumbuhan ke berbagai lokasi di hutan. Dengan demikian, ekosistem hutan tempat tinggal monyet ini dapat terus berkembang dan tetap stabil.
5 Fakta Ikan Hiuj Gigi Tumpul, Pemburu dengan Lingkungan Hidup yang Unik 5 Fakta Burung Hantu Afrika, Burung Hantu yang Memiliki Penyamaran Sempurna




Posting Komentar