Ahli neurosains telah menemukan bahwa bukan hanya tentang keinginan, tetapi juga bagaimana otak kita bekerja dan cara kita bisa "melatih" diri untuk tetap konsentrasi di tengah era digital ini.
Mengapa Fokus Menjadi Sulit?
Studi menemukan bahwa ketika kita melakukan multitasking atau lebih tepatnya sering beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, otak kita mengalami dampak buruk.
Sebuah tulisan dari Science Focus mengungkapkan bahwa ketika seseorang berpindah tugas, ia cenderung lebih lambat dan lebih sering membuat kesalahan dibandingkan jika hanya fokus pada satu pekerjaan.
Sebagai contoh, dalam situasi gangguan tugas, otak mengalami "residu perhatian" (attention residue) di mana pikiran masih terjebak pada tugas sebelumnya, sehingga menghambat pelaksanaan tugas berikutnya.
Selain itu, penggunaan layar yang tinggi serta pemberitahuan yang terus-menerus juga
Saran Efektif dari Ahli Neurosains
Berdasarkan penelitian terbaru, berikut beberapa tindakan nyata yang dapat Anda lakukan untuk menjaga konsentrasi:
1. Selesaikan satu pekerjaan utama dalam satu periode waktu yang pasti
Lebih baik menyisihkan blok waktu (misalnya 25–50 menit) untuk mengerjakan satu pekerjaan utama tanpa gangguan daripada mencoba melakukan banyak hal sekaligus.
Penelitian mengungkapkan bahwa sering berpindah tugas mengakibatkan penurunan kinerja.
2. Tetapkan waktu spesifik untuk memeriksa email/ notifikasi
Lebih baik mengatur waktu tertentu untuk mengecek pesan atau email daripada terus-menerus merespons setiap "ping".
Ini membantu mengurangi gangguan yang tidak terduga serta sisa perhatian yang muncul setelahnya.
3. Kenali waktu puncak Anda dan manfaatkan masa tersebut
Otak kita memiliki pola alami.
Rata-rata waktu puncak fokus terjadi sekitar pukul 10 pagi dan pukul 2 hingga 3 sore untuk banyak orang.
Coba catat tingkat fokus Anda selama beberapa hari agar bisa mengetahui waktu terbaik bagi diri Anda sendiri.
Kurangi gangguan visual dan digital
4. Nonaktifkan notifikasi yang tidak diperlukan, tutup tab browser yang tidak digunakan, serta kurangi objek yang mengganggu di area kerja Anda.
Lingkungan yang "rapi" membantu otak dalam menjaga konsentrasi.
5. Ambil "istirahat pemulihan" yang sesuai
Setelah mengikuti sesi fokus yang intens, berikan otak Anda sedikit istirahat. Pendekatan seperti meditasi ringan, berjalan singkat di luar ruangan, atau bahkan mendengarkan musik tanpa lirik bisa membantu memulihkan konsentrasi.
6. Jangan memandang multitasking sebagai keunggulan
Banyak orang menganggap bahwa mengerjakan beberapa hal secara bersamaan merupakan cara yang efisien — kenyataannya, hal tersebut justru berlawanan.
Otak kita sebenarnya tidak bisa melakukan beberapa tugas secara bersamaan; ia hanya berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, dan sering kali membuatnya menjadi lebih lambat serta rentan terhadap kesalahan.
Dalam lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari yang semakin cepat dan penuh gangguan, kemampuan untuk berkonsentrasi secara efektif menjadi ciri utama yang membedakan seseorang.
Fokus yang baik tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi tekanan, kelelahan pikiran, dan kesalahan yang dapat berdampak signifikan khususnya pada pekerjaan yang penting.
Dengan pendekatan kerja yang lebih bijak dan terorganisir, Anda tidak hanya bekerja dengan lebih keras, tetapi juga lebih efisien.
Mempertahankan konsentrasi di tengah kekacauan informasi tidak hanya terbatas pada mematikan ponsel atau menutup aplikasi.
Ini berkaitan dengan memahami cara kerja otak kita, bahwa perhatian memiliki batasan, bahwa gangguan memiliki dampak yang nyata, dan bahwa kita mampu secara sadar mengatur lingkungan serta kebiasaan agar otak dapat "berfokus lebih baik".
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda memberikan peluang bagi diri sendiri untuk bekerja dengan kualitas, bukan hanya jumlah.
Posting Komentar