
wartamoro.com - Seorang ibu asal Purwakarta mendatangi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk meminta agar anaknya yang terlibat tindak kriminal dibina di barak militer.
Remaja laki-laki tersebut diketahui menusuk temannya sendiri dengan celurit setelah menjadi korban ejekan yang menyakitkan.
Menurut penuturan sang ibu, anaknya yang masih duduk di bangku SMK kerap dilecehkan oleh teman-temannya karena tidak memiliki ayah. Bahkan, korban sempat mem-posting wajah pelaku di Instagram dengan stiker monyet dan menyebutnya anak haram.
Hal itu memicu kemarahan sang anak hingga akhirnya terjadi perkelahian yang berujung penusukan dengan celurit.
“Dia enggak terima disebut anak haram, Pak. Namanya juga anak yatim, saya sendirian ngasuh dari kecil. Mungkin dia sakit hati,” ujar ibu pelaku dengan suara bergetar di hadapan Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube KDM, Senin (5/5).
Dengan penuh harap, sang ibu meminta agar anaknya tidak langsung dijebloskan ke penjara, melainkan dititipkan di lingkungan militer seperti barak atau Rindam untuk dibina secara disiplin.
Ia berharap pola hidup militer bisa mengubah perilaku anaknya menjadi lebih baik dan bertanggung jawab.
Menanggapi permintaan tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa dirinya memahami beban psikologis remaja yang tumbuh tanpa ayah. Ia juga menekankan pentingnya penanganan khusus terhadap remaja pelaku kekerasan, bukan sekadar penghukuman.
"Saya mengerti, anak ini berkembang dalam situasi kurang baik. Namun demikian, membawa peralatan berbahaya dan menyakiti orang lain tetap tak dapat diterima," katanya.
Namun, saat ini perkara pidana yang melibatkan anak itu sedang berlangsung di pengadilan. Oleh karena itu, Dedi menyatakan bahwa ia akan melakukan koordinasi dengan kepolisian.
"Saat persidangan ini biasanya berlangsung selama beberapa bulan hingga putusan keluar. Mungkin dapat ditempatkan dalam barak militer untuk pembinaan. Mudah-mudahan hal tersebut tidak menyalahi HAM," tandasnya.
Posting Komentar