wartamoro.com- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta kepada almarhum Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Bripka Cecep diketahui gugur saat bertugas mengamankan pesta rakyat dalam acara pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar Mulyadi, putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Pendopo Kabupaten Garut, Jumat (18/7/2025).
Selain Cecep, ada dua lagi korban tewas dari warga sipil, yakni VA (8), seorang warga Kecamatan Garut Kota, dan Dewi Jubaedah (61), seorang warga ber-KTP Jakarta Utara.
Mereka meninggal setelah warga berdesak-desakan supaya bisa masuk ke dalam tempat acara.
Puluhan warga juga dikabarkan pingsan.
Dengan kenaikan pangkat ini, Bripka Cecep memperoleh gelar Aipda Anumerta.
Kenaikan pangkat itu tertuang dalam Surat Keputusan Nomor : Kep/1085/VII/2025 tertanggal 18 Juli 2025.
Kenaikan pangkat anumerta ini merupakan bentuk penghormatan serta apresiasi atas dedikasi dan pengorbanan almarhum dalam menjalankan tugasnya.
“Telah dinaikkan pangkatnya ke dalam pangkat yang baru sebagaimana tercantum dalam ruang/kolom 8 (delapan) dan diberikan gaji pokok sebagaimana tercantum dalam ruang/kolom 11 (sebelas) lampiran keputusan ini, serta penghasilan-penghasilan lainnya yang sah berkaitan dengan pangkat baru,” bunyi surat keputusan Kapolri, dikutip Sabtu (19/7/2025).

Kenaikan pangkat tersebut kemudian disampaikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol. Rudi Setiawan.
“Anggota kami itu (Bripka Cecep) memperoleh kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi karena yang bersangkutan gugur di dalam membantu masyarakat," ungkap Rudi, dikutip dari laman Polri.
Saat melayat, Kapolda Jabar mengucapkan turut berbela sungkawa atas wafatnya almarhum saat menjalankan tugas negara.
Almarhum diketahui merupakan anggota Polri terbaik yang gugur saat bertugas dalam pengamanan pesta rakyat di Garut.
"Atas nama pribadi dan negara, saya mengucapkan rasa berduka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum, semoga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan." ujar Rudi.
Sosok Bripka Cecep
Bripka Cecep memiliki nama lengkap Cecep Saeful Bahri.
Bripka Cecep merupakan pria kelahiran 1986.
Dirinya tutup usia pada umur 39 tahun.
Cecep sebelumnya berpangkat Brigadir Polisi Kepala alias Bripka, yaitu salah satu pangkat dalam golongan Bintara di Polri.
Tanda pangkat Bripka adalah empat balok berwarna perak yang tersusun menyerupai huruf "V" terbalik.
Sementara dirangkum dari akun Facebook pribadinya @Cecep Saeful Bachri, Ia diketahui alumni SMA PGRI 1 Majalengka dan pernah berkuliah di Universitas Galuh Ciamis.
Bripka Cecep sudah menikah dengan perempuan bernama Viee Novianti.
Keduanya dikaruniai tiga buah hati, dua anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Kronologi Gugurnya Bripka Cecep
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan membenarkan, Bripka Cecep gugur saat menjalankan tugas pengamanan acara pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi.
"Jadi anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut," ujar Hendra, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat.
Hendra kemudian membeberkan kronologi tewasnya Bripka Cecep.
Semua bermula saat warga mulai berdesak-desakan hendak masuk ke lokasi acara.
Melihat ricuhnya situasi, Bripka Cecep berusaha mengurai kerumunan.
Ia mengatur alur masuk warga hingga kondisinya mulai berangsur tertib.
Bripka Cecep juga sempat melakukan aksi heroik saat menolong warga yang pingsan.
"Yang bersangkutan ini setelah membantu, mengatur, mengangkat orang yang berdesakan pingsan karena ingin masuk ke pendopo di acara resepsi itu," tambahnya.
Hendra melanjutkan, Bripka Cecep lalu memutuskan untuk istirahat sejenak.
Di saat itulah, ia tiba-tiba jatuh pingsan.
Berdasarkan foto yang diterima wartamoro.com, Bripka Cecep langsung mendapat pertolongan tim medis.
Namun takdir berkata lain, ayah tiga orang anak itu dinyatakan meninggal dunia.
"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk."
"Di saat yang bersangkutan itu meninggal, sebelumnya sempat pingsan," tandas Hendra.
Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Beri Santunan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bakal memberikan santunan senilai Rp 150 juta untuk masing-masing keluarga korban tewas dalam rangkaian pesta pernikahan anaknya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).
Tiga orang meninggal dunia dalam insiden desak-desakan saat mengantre makanan gratis yang dibagikan di gerbang barat Alun-alun Garut.
"Saya menyampaikan, hari ini saya sudah meminta staf saya untuk menemui seluruh keluarganya dan menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur Jawa Barat terhadap warga saya yang hari ini yang mendapat musibah. Kami menyampaikan uang duka Rp 150 juta per keluarga," ujar Dedi, Jumat (18/7/2025), dikutip dari Tribun Jabar.
Dedi mengaku tidak tahu jika Maulana Akbar dan Putri Karlina menggelar syukuran berupa pembagian makanan gratis untuk warga.
Informasi yang diterimanya justru malam ini digelar kegiatan pesta rakyat bersama masyarakat Garut.
"Tetapi karena itu peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima iman islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT," katanya.
Dedi juga menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya, Maula dan Putri.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut," katanya.
Posting Komentar