8 Pekerjaan Yang Dahulu Suri Taji, Kini Jadi Usang Menurut Generasi Z

8 Pekerjaan Yang Dahulu Suri Taji, Kini Jadi Usang Menurut Generasi Z

wartamoro.com, Di masa lalu, beberapa pekerjaan dipandang sebagai simbol tertinggi dari keberhasilan. Mereka yang berkarier sebagai dokter, pengacara, atau bankir kerap menjadi teladan karena dianggap mempunyai jalur karier yang stabil serta terhormat.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pandangan tentang prestige sebuah profesi pun ikut berubah. Generasi Z, yang saat ini mulai memimpin di dunia kerja, memiliki perspektif lain mengenai pekerjaan idaman mereka.

Profesi yang dulu menjadi impian bagi baby boomer dan gen x kini dirasakan kurang cocok oleh generasi muda. Bahkan sebagian dari profesi tersebut dianggap sudah tak sesuai dengan era saat ini.

Perkembangan teknologi yang tak berhenti, harapan atas kelonggaran beban kerja, ditambah dengan motivasi untuk menemukan tujuan di tempat kerja membuat Generasi Z menjadi lebih teliti saat memilah-milah pilihan karir mereka.

Menurut laporan dari Blog Herald pada hari Kamis (24/4), berikut ini adalah delapan pekerjaan yang dulunya sangat dihormati namun sekarang cenderung dipandang sebagai hal tua oleh generasi muda:

1. Bankir Tradisional

Pekerjaan di perbankan dahulunya dianggap sebagai tanda status sosial yang tinggi. Gedung kantor megah, pakaian formal rapi, serta upah yang menguntungkan menjadikan pekerjaan tersebut tampak sangat bergengsi.

Namun saat ini, Generasi Z menganggap sektor perbankan konvensional sudah usang. Kehadiran teknologi finansial (fintech), e-wallets, serta cryptocurrency telah memberi dampak pada relevansi profesi bankir tradisional.

2. Jurnalis Surat Kabar

Dulu menjadi seorang jurnalistik di bidang percetakan adalah suatu pekerjaan yang amat dipandang tinggi. Orang banyak mengidamkan untuk dapat bergabung dengan perusahaan surat kabar ternama dan menyumbangkan tulisan-tulisan berita esensial mereka.

Sekitarnya, persediaan cetak saat ini semakin tidak diminati. Angkatan Z cenderung lebih berminat pada materi digital, misalnya sebagai selebritas online, penulis blog, atau wartawan digital yang rajin terlibat dalam media sosial serta tempat daring lainnya.

3. Agen Perjalanan

Pada masa lalu, merancang sebuah perjalanan wisata memerlukan bantuan agen perjalanan. Mereka bertugas untuk mendukung penyusunan itinerary perjalanannya mulai awal sampai akhir.

Saat ini, generasi itu dinilai kurang efisien oleh Generasi Z. Hadirnya platform semacam Airbnb, Skyscanner, dan Google Maps memungkinkan kaum muda merencanakan perjalanan mereka secara mandiri dengan sangat praktis lewat telepon genggam saja.

4. Petugas Pos

Bekerja sebagai pegawai pos dulunya merupakan sebuah pekerjaan yang mulia. Keamanan pekerjaan, pendapatan rutin, serta peran pentingnya dalam memberikan layanan kepada publik membuat profesi ini menjadi idaman banyak orang.

Walau sekarang ini, komunikasi melalui surat sudah diganti oleh email dan pesan instan. Walaupun pengiriman barang masih diperlukan, tugas tersebut tak lagi dipandang mulia oleh kalangan muda yang cenderung berminat pada teknologi serta industri kreatif.

5. Operator Telepon Rumah

Dahulu kala, profesi tersebut dianggap sangat maju. Menghubungi orang dari daerah lain atau bahkan negeri tetangga terdengar seperti tugas yang menakjubkan.

Akan tetapi, zaman telepon rumah sudah berpindah ke ponsel dan aplikasi komunikasi digital. Kini operator telepon dianggap sebagai profesi dari masa lalu yang kurang sesuai dengan dunia modern yang serba otomatis ini.

6. Pengacara

Profil pekerjaan ini tetap dihargai secara sosial, namun pandangan masyarakat mengenainya kian bervariasi. Anggota generasi Z umumnya meragukan sistim peradilan karena dipandang sebagai hal yang birokratis serta kurang adil.

Munculnya teknologi hukum serta kecerdasan buatan telah memungkinkan otomatisasi berbagai pekerjaan sehari-hari bagi para pengacara. Karena alasan tersebut, banyak pemuda saat ini mulai melihat bahwa menjadi pengacara bukanlah jalan satu-satunya menuju kesuksesan.

7. Tim Marketing dari Rumah ke Rumah

Pada masa lalu, berjualan produk secara door-to-door merupakan metode populer untuk mendapatkan penghasilan. Pekerjaan ini menawarkan kesempatan usaha sungguhan bagi sejumlah besar individu.

Akan tetapi, Generasi Z cenderung lebih suka belanja online. Mereka lebih mengandalkan ulasan di internet, iklan digital, serta anjuran dari media sosial daripada tawaran langsung dari orang tak dikenal yang datang ke rumah mereka.

8. Pekerja Pabrik

Sektor industri produksi dulunya merupakan fondasi dari ekonomi. Lapangan kerja di tempat pembuatan barang memberikan ketersediaan pendapatan dan peluang untuk menciptakan produk konkret.

Saat ini, otomatisasi serta teknologi robotik sedang merombak tampilan dari bidang industri tersebut. Tugas dalam pabrik dianggap sebagai pekerjaan yang berat, membosankan, dan rentan digantikan oleh peralatan mesin. Angkatan kerja generasi Z cenderung lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang bisa menawarkan fleksibilitas dan juga tantangan untuk pikiran mereka.

Pergeseran pandangan tentang status sebuah pekerjaan menggambarkan perubahan jaman. Ini bukan berarti karir tradisional menjadi kurang bernilai, hanya saja prinsip-prinsip yang dianut oleh kalangan muda saat ini telah berubah.

Angkatan Z sangat menikmati sifat fleksibel, makna di balik tugasnya, serta ide-ide baru dalam dunia kerja. Untuk mereka, suatu pekerjaan yang terhormat tidak selalu ditentukan oleh upah yang besar ataupun posisi yang tinggi, melainkan lebih kepada pengaruh positif, rasa nyaman, dan sejalan dengan prinsip-prinsip individu masing-masing.

Pendapat ini mengungkapkan bahwa lingkungan kerja sedang terus berubah. Mungkin saja di waktu mendatang, profesi yang sekarang dipandang sebagai usang akan berevolusi dan menjadi penting lagi dalam versi yang lebih maju dan fleksibel.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama