Vasektomi kerap menjadi topik diskusi. Bagaimana sesungguhnya prosedur tersebut dilakukan? Mari kita pahami fakta dan mitos mengenai metode kontrasepsi laki-laki ini!
Di Indonesia, pembicaraan tentang kontrasepsi masih dominan terkait dengan wanita. Dimulai dari pil kb, suntikan, implan, hingga IUD. Sehingga, kebanyakan metode kontrol kelahiran diperuntukkan bagi wanita saja meskipun laki-laki juga mempunyai peranan penting dalam proses reproduksi. Salah satu cara kontrasepsi yang dapat dipilih oleh pasangan suami istri adalah vasedtomi. Namun sayangnya, metode tersebut sering kali dimengerti secara salah dan bahkan menimbulkan ketakutan dikarenakan adanya beberapa mitos yang sudah tersebar di masyarakat selama bertahun-tahun. Hal itu menghasilkan tidak sedikit orang menjadi takut tanpa mencari informasi lebih mendalam terlebih dahulu. Oleh karna itu, guna memberikan pengetahuan tambahan kepada topik ini yang belakangan ini pun tengah ramai dibahas, yuk kita baca artikel berikut!
Perhatian Terhadap Kesehatan reproduksi Wanita, Huang Zitao Mendirikan Pabrik pembalut!
Apa itu vasektomi?
Vasektomi, dikenal pula sebagai sterilisasi pada laki-laki, merupakan metode kontrasepsi jangka panjang. Prosedur ini mencegah sperma keluar melalui penis ketika melakukan hubungan intim. Meskipun air maninya tampak normal, namun tidak mengandung spermatozoa lagi. Setelah menjalani vasektomi, tesiss tetap memproduksi sperma; akan tetapi sperma tersebut diabsorbsi kembali oleh tubuh.
Langkah ini dijalankan dengan cara mengunci atau menutup ujung dari vas deferens, yaitu tabung yang berfungsi untuk mentransportasi spermatozoa menuju uretra. Umumnya, tindakan kontrasepsi jangka panjang ini dapat diterapkan menggunakan anestesi lokal dan biasanya hanya memerlukan durasi kurang lebih 30 menit. Pasca operasi, rasa sakit mungkin akan dirasakan dalam rentang satu hingga dua minggu.
Jenisnya ada apa saja?
Berikut adalah sejumlah tipe dari metode kontrasepsi permanen tersebut. Yang pertama, terdapat
vasektomi konvensional
, yakni satu hingga dua luka kecil yang dibentuk pada permukaan scrotum agar tercapaikan
vas deferens
Untuk diberikan potongan kecil dengan meninggalkan ruang singkat di antara kedua ujungnya. Kemudian, dokter spesialis urologi bisa melakukan pemotongan pada ujung vas lalu mengetatkannya, atau meletakkan sejumlah jaringan di sana. Prosedur tersebut akan dijalankan kembali pada vas satunya lagi, entah itu menggunakan sayatan yang sama atau membuat sayatan baru.
Jaga Aktivitas Anda Sementara Menerapkan Pembelian Sadar Lewat 3 Saran Pakaian Olahraga Berkelanjutan Ini!
Kemudian, ada
vasektomi tanpa pisau bedah
Prosedur ini dilaksanakan oleh seorang spesialis urologi yang akan memeriksanya vas melalui kulit scrotum dan mengunci posisinya menggunakan penjepit miniatur. Kemudian, sebuah sayatan halus dibuat di lapisan kulit tersebut dan diperluas supaya bisa mencapai vas deferens secara perlahan. Setelah itu, bagian tersebut mungkin saja dipotong, dikaitkan, atau dibakar sebagai langkah selanjutnya, baru kemudian dimasukkan kembali sesuai letak aslinya.
Setelah Anda mendengarkan deskripsi kedua metode vasektomi tadi, tentu pertanyaan tentang adakah dampak negatifnya timbul dalam benak Anda bukan? Yah, langsung setelah menjalaninya, sedikit resiko seperti pembuluh darah pecah di area scrotum bisa dialami. Selain itu, masih ada potensi rasa sakit berkelanjutan usai prosedur juga. Meski demikian, kondisi-kondisi semacam ini hanya dirasakan satu hingga dua orang dari seratus kasus pelaksanaan vasectomy.
Kenyataan dan Kepercayaan Salah Tentang Vasektomi
Sesuai dengan pengantar awal dalam artikel ini, tindakan vasektomi belum banyak dipilih pria di Indonesia akibat beberapa kepercayaan salah tentang prosedur tersebut. Mitos yang umum ditemui ialah vasektomi bisa mengakibatkan gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi. Informasi ini dikutip dari sumber terkait.
Alodokter
, faktanya
Proses ini tidak mempengaruhi kekuatan ereksi atau hasrat seksual pria sebab hanya memotong saluran sperma saja, tanpa mengganggu produksi hormon testosteron yang penting untuk fungsi seksual.
Komitmen Berolahraga saat Liburan? Cek 4 Rekomendasi Studio Yoga di Bandung!
Tidak hanya itu, ada pula anggapan yang menyebutkan jika ejakulasi tak akan berlangsung setelah melaksanakan tindakan tersebut. Namun kenyataannya, laki-laki yang telah menjalani operasi vasektomi masih bisa mencapai ejakulasi. Air maninya memang tetap dikeluarkan, namun tanpa adanya sel sperma di dalamnya. Mungkin banyak dari Anda yang penasaran, seberapa efektifkah metode ini? Faktor keberhasilan pada prosedur vasektomi cukup tinggi dikarenakan setelah dilakukan, sperma mampu menembus hingga ujung.
vas deferens
yang terpisah.
So
, bagi laki-laki yang telah memiliki keluarga, apakah pernah memikirkan untuk menjalani prosedur tersebut?
Posting Komentar