Kasus Keracunan MBG Muncul Kembali, Ahli Kesehatan Beri Peringatan Serius

Kasus Keracunan MBG Muncul Kembali, Ahli Kesehatan Beri Peringatan Serius

wartamoro.com, Insiden keracunan dari Program Paket Makanan Sehat Gratis (PMMSG) sekolah berulang lagi. Kali ini, sekitar 400 siswa di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami gejala seperti mual, kepala pusing, nyeri perut, dan bahkan diare setelah menelan santapan PMMSG tersebut. Kasus keracunannya disinyalir timbul akibat konsumsi paket makanan yang diberikan.

Dede Nasrullah dari Universitas Muhammadiyah Surabaya yang ahli dalam bidang kesehatan menekankan bahwa pemerintah perlu segera mengadakan penilaian berkaitan dengan cara pengaturan menu makanan tersebut.

Dede, sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya, menyoroti beberapa aspek penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Pertama, Badan Gizi Nasional (BGN) perlu menjamin bahwa unit layanan pengadaan nutrisi yang dikenal sebagai Unit Layanan Pemenuhan Gizi (ULPG) ini harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh BGN terkait penyajian makanan serta distribusi secara cermat dan berkelanjutan melalui proses inspeksi rutin.

"Perlunya menguatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara keseluruhan, mencakup pengawasan, pembelian bahan-baku, pemrosesan, penyimpanan, sampai dengan penyajiannya bagi peserta program MBG," jelas Dede pada pernyataannya yang dirilis Basra, Senin (5/5).

Kedua, SPPG perlu memastikan kebersihan makanan yang akan disajikan agar terhindar dari makanan yang tidak higienis mulai dari persiapan, pengolahan hingga penyajiannya.

"SPPG perlu mempunyai pemahaman tentang persiapan makanan untuk anak-anak, pihak berwenang tidak boleh memberikan izin begitu saja pada SPPG; sebaiknya dilakukan verifikasi menyeluruh mulai dari lokasi sampai hal lainnya," tambahnya.

Selanjutnya, menurut Dede, pihak berwenang perlu terus mengawasi situasi tersebut dan harus bersikap tegas apabila menemui insiden semacam itu.

"Bila hal tersebut terjadi, maka izin yang telah diberikan kepada unit pengelola makanan akan segera dihapuskan dan tidak akan diproses lagi untuk mengizinkan distribusi makanan," jelasnya.

Dede pun menyampaikan pesan kepada penerima MBG untuk dapat mengidentifikasi ciri-ciri makanan yang telah busuk atau kurang bersih.

"Sebagai contoh, makanan yang sudah busuk biasanya bisa diidentifikasi lewat perubahan bau, kelembutan, serta coraknya. Lebih baik jika orang-orang terbiasa mencium makanan mereka terlebih dahulu sebelum memakannya sebagai upaya preventif awal," jelas Dede.

Menurutnya, pemeriksaan dengan menggunakan kelima indera manusia umumnya sudah cukup tepat untuk menghindari konsumsi makanan yang bisa membahayakan kesehatan. Makanan bertepung seperti nasi, mi, serta lontong biasanya mudah rusak apabila disimpan terlampau lama di suhu ruangan, hal ini dapat dikenali dari aroma masam, teksturnya yang lengket, hingga tumbuhnya jamur.

Dede mengatakan bahwa masalah MBG disebabkan oleh cara menangani makanan yang tidak sesuai, seperti misalnya dalam hal penyimpanan dan pendistribusian.

"Jumlah makanan yang banyak tersebut harus melewati tahap kebersihan yang sangat penting, bahkan sampai pada saat penyajiannya," tegasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama