
wartamoro.com, JAKARTA - Komitmen Indonesia terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan kembali mendapatkan perhatian internasional dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30).
Melalui acara diskusi dengan tema "Mengembangkan Hutan dan Memperkuat Komunitas Lokal", berbagai pihak membahas kepentingan kerja sama lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan.hutan tropisdan memperkuat masyarakat setempat sebagai bagian dari upaya menghadapi perubahan iklim.
Rombongan APP Group, WWF Indonesia, GenZero, serta Center for International Forestry Research–World Agroforestry (CIFOR–ICRAF) berkolaborasi dengan dukungan dari perusahaan swasta global seperti Bayer.
Diskusi dipandu oleh Dominic Waughray, Wakil Presiden Eksekutif World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)."Hutan Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologis serta mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba, pada Kamis (13/11).
Grup APP secara konsisten berpartisipasi dalam forum COP setiap tahun sebagai bagian dari komitmennya untuk memperkuat dialog, kebijakan, dan kerja sama global dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Keberadaan perusahaan ini juga mencerminkan dukungan terhadap posisi penting Indonesia sebagai negara yang memiliki salah satu ekosistem hutan tropis terluas di dunia.
Pembicara dalam diskusi adalah Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba, Direktur WWF Indonesia Aditya Bayunanda, serta Director (Kebijakan & Analisis) GenZero Anshari Rahman,Theme Leader (Perubahan Iklim, Energi, dan Pembangunan Berbasis Karbon Rendah)) CIFOR–ICRAF Beria Leimona, dan Manajer Eksekutif Urusan Publik Bayer Catarina Correa.
Para juri membahas model pengelolaan hutan jangka panjang, kemitraan masyarakat, serta tantangan dalam menyelaraskan sistem ekonomi yang berorientasi pendek dengan kebutuhan ekosistem dan komunitas adat yang bersifat lintas generasi.
Elim Sritaba juga menekankan perlunya kerja sama antara sektor bisnis, masyarakat sipil, dan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan."Dengan Forest Positive Policy di bawah platform Regenesis, kami berupaya menyeimbangkan perkembangan bisnis dengan manfaat nyata bagi masyarakat dan iklim. Hal ini hanya bisa tercapai melalui kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan," kata Elim.
Kepala WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa partisipasi sektor swasta perlu ditujukan untuk memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat setempat.
Pendekatan yang dilakukan oleh sektor swasta adalah memastikan proyek mereka mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah operasionalnya.Fokuslah pada wilayah yang memiliki keragaman hayati tinggi, layanan lingkungan yang beragam tidak hanya terkait karbon, tetapi juga air dan budaya. Wilayah-wilayah ini unik dan sangat penting, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di skala global," katanya.
Di sisi lain, perwakilan CIFOR–ICRAF Beria Leimona menekankan perlunya keseimbangan antara pendekatan ilmiah dan pengakuan sosial dalam pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.
"Selain solusi yang didasarkan pada sains dan bukti, kita juga perlu memperhatikan relevansi sosial. Pengetahuan ekologi lokal perlu dihargai dan masyarakat harus terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Kolaborasi yang nyata berawal dari pemberdayaan," ujarnya.
Di forum tersebut, APP Group juga memperkenalkan Forest Positive Policy, komponen utama dari platform keberlanjutan Regenesis, yang menggabungkan perlindungan ekosistem, pemberdayaan masyarakat, serta inovasi berbasis karbon rendah.
Dengan inisiatif ini, APP Group menyediakan dana sebesar 30 juta dolar AS setiap tahun selama periode sepuluh tahun.
Tujuan tersebut adalah untuk mendukung program restorasi lahan hutan dan ekosistem, memperkuat keanekaragaman hayati, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasional.
Tindakan ini merupakan bentuk nyata komitmen APP Group dalam memperkuat pengelolaan hutan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan, sesuai dengan tujuan global dalam mengurangi perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati.
"Kami yakin masa depan hutan tropis Indonesia bisa menjadi teladan bagi dunia. Dengan inovasi dan kerja sama, Indonesia mampu memimpin solusi perubahan iklim yang berbasis hutan," ujar Elim Sritaba.
Posting Komentar