
wartamoro.com, JAKARTA - Bulan semakin menjauh sejauh 1½ inci (3,8 sentimeter) dari Bumi setiap tahun.
Jarak antara Bulan dan Bumi berubah sepanjang bulan saat Bulan mengelilingi Bumi. Secara umum, jaraknya adalah 239.000 mil (385.000 km), namun orbitnya tidak sepenuhnya lingkaran dan bervariasi sekitar 12.400 mil (20.000 km) saat ia bergerak mengelilingi Bumi. Perubahan ini membuat beberapa bulan purnama sedikit lebih besar dibanding yang lain; fenomena ini dikenal sebagai supermoon.
Para ilmuwan mengukur jarak ke bulan dengan memantulkan cahaya laser dari cermin yang ditempatkan di sana oleh pesawat luar angkasa dan astronot.
Dilaporkan oleh space.com, dengan mengukur waktu yang diperlukan cahaya untuk berjalan dari Bumi ke Bulan dan kembali, para ilmuwan mampu menentukan jarak ke Bulan serta bagaimana jarak tersebut berubah secara akurat.
Jadi, mengapa bulan semakin menjauh? Hal ini disebabkan oleh pasang surut.
Perubahan pasang surut terjadi akibat perbedaan gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Gravitasi yang dihasilkan oleh bulan sekitar 4% lebih besar pada sisi Bumi yang menghadap ke bulan dibandingkan dengan sisi Bumi yang berlawanan, karena kekuatan gravitasi menurun seiring meningkatnya jarak.
Gaya pasang surut ini menyebabkan laut bergerak naik dan turun dengan dua tonjolan yang menghadap ke bulan dan menjauh dari bulan. Peristiwa ini terjadi karena gaya gravitasi bulan yang menarik Bumi tidak sama kuat di setiap tempat. Gravitasi bulan paling kuat di sisi Bumi yang lebih dekat, menghasilkan tonjolan air yang mengarah ke bulan. Sementara itu, gravitasi bulan lebih lemah di sisi Bumi yang berlawanan, sehingga menciptakan tonjolan air lainnya yang tertinggal di belakang bagian Bumi yang lain.
Saat Bumi berputar, tonjolan-tonjolan tersebut bergerak dan terus menghadap ke bulan akibat gaya gravitasinya. Di kota New York atau Los Angeles, ketinggian air bisa berubah sekitar 5 kaki karena tonjolan pasang surut ini.
Tonjolan cair ini tidak sepenuhnya sejajar dengan bulan, karena Bumi berputar dan menariknya ke depan. Tonjolan-tonjolan ini juga menghasilkan gaya gravitasi yang mengarah ke bulan. Tonjolan yang lebih dekat ke bulan tidak hanya menarik bulan ke arah pusat Bumi, tetapi juga sedikit ke depan dalam lintasannya, mirip dengan dorongan yang diperoleh mobil sport saat melewati belokan.
Menggerakkan ke depan dari tonjolan pasang surut yang lebih dekat ini membuat bulan bergerak lebih cepat, sehingga ukuran orbitnya meningkat.
Artinya bulan berada sedikit lebih jauh dari Bumi. Dampaknya terjadi secara perlahan dan hanya bisa diukur rata-rata dalam jangka waktu bertahun-tahun.
Apakah jarak bulan yang semakin bertambah memengaruhi bumi?
Karena Bumi mentransfer momentum ke Bulan, kecepatan rotasi Bumi semakin melambat seiring dengan peningkatan momentum orbit Bulan. Dengan kata lain, semakin besar momentum orbit Bulan, semakin berkurang pula momentum rotasi Bumi. Proses pertukaran ini menyebabkan durasi satu hari menjadi sedikit lebih panjang.
Namun jangan khawatir, dampaknya sangat kecil: 1,5 inci per tahun dibandingkan jarak 239.000 mil (384.000 km) hanya sebesar 0,00000001% per tahun. Kita masih akan mengalami gerhana, pasang surut, dan hari-hari yang berlangsung selama 24 jam selama jutaan tahun.
Bulan mungkin terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika Bumi yang masih muda mengalami tabrakan dengan sebuah protoplanet sebesar Mars, sehingga menyebabkan banyak material terlempar ke ruang angkasa.
Akhirnya, benda tersebut membentuk bulan, dan pada awalnya berada jauh lebih dekat dengan Bumi. Pada masa itu, Anda akan melihat bulan terlihat jauh lebih besar di langit.
Jadi, apakah bulan akhirnya akan terlepas dari gaya gravitasi Bumi ketika semakin menjauh?
Jika kita mempercepat waktu hingga puluhan miliar tahun ke depan, akhirnya laju putaran Bumi akan melambat hingga terkunci secara pasang surut dengan Bulan. Artinya, Bumi akan memerlukan waktu yang sama untuk berotasi seperti Bulan dalam mengelilingi Bumi. Pada saat itu, Bulan tidak akan terus menjauh lagi, dan Anda hanya akan melihat satu sisi Bulan dari Bumi.
Namun, terdapat dua hal yang akan menghentikan kejadian tersebut. Pertama, sekitar satu miliar tahun mendatang, Matahari akan semakin terang dan menyebabkan lautan menguap. Pada saat itu, tidak lagi ada pasang surut air yang besar yang membuat Bulan terus menjauh. Beberapa miliar tahun setelahnya, Matahari akan membesar menjadi bintang raksasa merah, yang kemungkinan akan menghancurkan Bumi dan Bulan.
Namun, kejadian-kejadian ini masih jauh di masa depan sehingga Anda tidak perlu khawatir. Anda hanya perlu menikmati pasang surut di pantai, gerhana matahari, dan bulan yang indah.
Posting Komentar